Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Di saat federasi sepak bola Indonesia PSSI sibuk berseteru dengan Kemenpora, nasib para pesepak bola yang butuh uluran tangan pun tak terjangkau. Klub yang semula mengontraknya pun acuh tak acuh.
Kondisi demikian dialami Alfin Tuasalamony, pemain Persija Jakarta yang tengah membutuhkan biaya operasi patah kaki akibat kecelakaan.
Manajemen tim hanya menggelontorkan dana sebesar Rp 5 juta, sementara total biaya operasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp 300 juta.
Keprihatinan justru datang dari para pelaku sepak bola itu sendiri. Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) bersama Specs dan Dompet Dhuafa menggagas laga amal untuk mengumpulkan dana tambahan bagi Alfin.
Laga amal ini bakal dikemas melalui format turnamen segitiga bertajuk "Trofeo Charity Matches Alfin Bisa". Sebanyak tiga tim peserta yang tergabung dalam APPI All Stars, Dompet Dhuafa All Stars, dan Specs All Stars bakal bertanding pada Minggu (28//2015). Panitia penyelenggara masih mengurus izin penggunaan salah satu lapangan di Jakarta.
"Acara Alfin Bisa ini adalah kelanjutan program solidaritas pesepak bola dari APPI. Sebelumnya kami pernah membuat acara solidaritas serupa untuk Almarhum Akli Fairuz dari Persiraja," kata Bambang Pamungkas selaku Wakil Presiden APPI.
Kali ini APPI menggandeng Specs dan Dompet Duafa untuk memperluas jaringan demi mencapai dana maksimal. Ini merupakan wujud nyata solidaritas para pesepak bola kepada rekan seprofesi yang tengah mengalami musibah.
Kondisi keuangan Alfin cukup memprihatinkan mengingat haknya selama kurang dari empat bulan belum dibayarkan Persija. Manajemen pimpinan Ferry Paulus itu hanya mampu membayarkan 30 persen gaji dari sebulan gaji.
"Kami melihat kondisi Alfin yang serba terbatas dalam menjalani proses penyembuhan. Terlebih lagi kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang seharusnya turut membantu dan mengawal proses penyembuhan. Mengingat status Alfin adalah pemain tim nasional," ujar Bepe, sapaan akrab Bambang Pamungkas.
Kapten Macan Kemayoran itu juga menegaskan, kondisi memprihatinkan yang dialami Alfin menjadi bukti nyata kesibukan para pejabat sepak bola Tanah Air (PSSI dan Kemenpora) yang lebih mementingkan perebutan kekuasaan.