Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Asisten pelatih Perseru Serui, Choirul Huda berharap kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) bisa digelar kembali oleh PSSI. Bahkan Choirul tidak mempermasalahkan jika timnya ikut turnamen yang akan digelar oleh Tim Transisi bentukan Menpora.
"Sebagai pelaku sepak bola, kami tidak mempermasalahkan ikut pertandingan di kompetisi atau turnamen apapun. Yang terpenting bagi kami adalah bisa bertanding, karena hanya di bidang inilah kami mencari rezeki," kata Choirul kepada Harian Super Ball, Sabtu (27/6/2015).
Choirul menerangkan, setelah latihan dihentikan sementara, para pemain jadi menganggur. Mereka jadi kebingungan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi Idul Fitri sudah dekat.
"Saya tidak bisa menahan pemain yang cari penghasilan dengan ikut pertandingan tarkam bersama tim lain. Mereka butuh makan dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Apalagi sebentar lagi Lebaran. Saya hanya mengingatkan bahwa mereka jangan terlalu asyik main tarkam. Mereka harus siap jika suatu saat klub memanggil untuk ikut turnamen atau kompetisi. Pasalnya status mereka masih dikontrak oleh manajemen.Pemutusan kontrak saat ini hanya sementara," tutur Choirul.
Selain dibutuhkan oleh pemain dan pelatih, ikut turnamen atau kompetisi merupakan kebutuhan warga di Serui, Papua. Bahkan sepak bola salah satu media pemersatu bagi masyarakat Serui.
"Bagi masyarakat di sana, sepakbola seperti Tuhan ke-2. Mereka sangat antusias jika Perseru bertanding. Sepak bola juga memperkuat rasa nasionalisme masyarakat di sana. Oleh karena itu, masyarakat di Serui sudah tidak sabar melihat Perseru kembali bertanding," ujar Choirul.
Oleh karena itu, Choirul berharap manajemen segera menentukan apakah bersedia ikut serta di turnamen yang bakal digelar Tim Transisi, yakni Piala Presiden.
"Saya dan pemain tidak masalah jika harus ikut Piala Presiden, karena kami butuh pekerjaan. Tetapi segalanya tergantung dari keputusan manajemen. Keputusan ikut atau tidaknya di turnamen itu adalah wewenang manajemen. Kami hanya bisa mendukung saja," ucap Choirul.
Hingga saat ini belum ada sinyal positip dari manajemen terkait rencana ikut turnamen dari Tim Transisi tersebut.
"Manajemen sedang mempertimbangkan baik buruknya jika ikut turnamen Piala Presiden. Manajemen juga menunggu reaksi dari klub lain. Apakah seluruh klub ikut atau tidak. Kami bisa mengerti itu. Jadi, kami sedang menunggu keputusan apa yang akan diambil oleh manajemen," terang Choirul.
Choirul menambahkan, jika Perseru jadi ikut Piala Presiden, maka dirinya harus menyiapkan tim secepatnya. Kemungkinan besar, Choirul akan mengandalkan sebagian besar pemain Perseru yang tinggal di Pulau Jawa ditambah dengan pemain asla Serui.
"Kombinasi ini untuk memudahkan pelatih mengumpulkan pemain dan untuk antisipasi jika turnamen itu menggunakan sistem pertandingan home away. Ada sekitar 8 pemain Serui asal Jawa yang bisa cepat dikumpulkan untuk berlatih," tambah Choirul.
Dengan mengikuti turnamen itu, jelas Choirul, manajemen akan menyesuaikan gaji pemain dan pelatih.
"Sebelum latihan diliburkan, manajemen sudah sepakat akan memberi gaji pemain dan pelatih sebesar 50 persen dari kontrak. Ya bagi kami tidak masalah dengan besaran gaji itu. Yang penting anak istri bisa makan dan bisa pakai baju baru saat Lebaran nanti," jelas Choirul.
Choirul berharap konflik antara Menpora dan PSSI bisa cepat selesai, karena sudah banyak ribuan pemain dan pelatih yang menganggur akibat vakumnya kompetisi.
"Menpora dan PSSI harus tahu dirilah. Pertikaian mereka membuat kami jadi menganggur. Jangan perpanjang suasana mengambang seperti ini. Sebaiknya cari persamaan persepsi untuk mencari solusi. Jangan saling ngotot untuk memenangkan persepsi pribadi. Korban sudah banyak, mereka harus segera memperbaiki keadaan ini dengan menyudahi konflik," papar Choirul.