TRIBUNNEWS.COM - Lini tengah merupakan kunci dari duel tersebut. siapa yang dapat menguasai lini tengah memiliki peluang besar memenangkan pertandingan.
kekuatan Cile nampaknya tak perlu diragukan. Mereka punya segudang pemain kuat dan hebat. Ada Arturo Vidal yang bertenaga dan memiliki tendangan keras.
Kemudian ada Marcelo Diaz, serta Charles Aranguiz. Jorge Valdivia yang berperan sebagai playmaker sekaligus second striker akan member sokongan tambahan bagi Sanchez dan Vargas dengan formasi 4-3-1-2. Formasi tersebut dianggap sebagai sisi terimbang bagi Cile.
Enggan kalah mengancam, Peru bersiap memberi kesulitan terhadap Cile. Permainan mereka semakin solid ketika menghadapi Bolivia. Gareca ternyata dapat memaksimalkan lini tengahnya. Terutama di sisi sayap yang dipercayakan kepada Christian Cueva dan Jefferson Farfan.
Kedua pemain tersebut mampu menguasai sisi sayap, kemudian melepaskan umpan silang, yang menjadi makanan bagi striker Paolo Guerrero dan Claudio Pizarro.
Guerrero adalah striker yang kini bersama Vidal menempati posisi teratas daftar pencetak gol terbanyak Copa Amerika 2015. Pencapaian terjadi setelah sang bomber menuai hattrick ke gawang Bolivia.
Pergerakan Cueva akan sangat menakutkan jika dibiarkan berkeliaran bebas di wilayahnya. Ketika menghadapi Brazil misalnya. Cueva berhasil mencuri gol di menit-menit awal pertandingan dengan kecepatan dan agresivitasnya.
Di level sejarah, pertemuan kedua negara juga membuka tabir masa lalu. Di era perang, keduanya bertemu dalam laga yang disebut Perang Pasifik, yakni pertempuran antara Cile dengan pasukan gabungan Peru dan Bolivia pada 1879-1883.
Cile menuai banyak benefit, yakni mendapat teritori kaya mineral, menggabungkan provinsi Tarapacá milik Peru dan provinsi Antofagasta Bolivia, yang membuat Bolivia terisolasi dari laut.
Karena itulah, menarik untuk menyaksikan hasil akhir, apakah sama seperti Perang Pasifik atau justru sebaliknya, Peru yang akan tertawa di akhir laga.