TRIBUNNEWS.COM - Argentina datang ke Copa Amerika 2015 dengan skuat ‘mengerikan’. Seluruh pemain terbaik dipanggil Pelatih Gerardo Martino, terutama di lini penggempur. Deretan striker dan gelandang serang terbaik menjadi bagian dari Albiceleste.
Sayang, semua itu tak berbanding lurus dengan produktivitas. Sebelum enam gol ke gawang Paraguay, dini hari kemarin, Tim Tango hanya sanggup melesakkan empat gol. Tentu saja, catatan itu terbilang buruk untuk tim yang memiliki Lionel Messi, Sergio Aguero, Carlos Tevez, Gonzalo Higuain, Javier Pastore sampai Angel Di Maria.
Nama-nama dengan harga jual selangit tersebut seolah tak berdaya. Namun, kemarin, Estadio Municipal de Concepción menjadi saksi kebangkitan para goleador andal tersebut. Dua di antara yang menyita perhatian adalah Javier Pastore dan Angel Di Maria. Dua pemain ini menyumbang tiga gol. Tiga lainnya yang merobek jala Paraguay dilakukan Marcos Rojo, Gonzalo Higuain dan Sergio Aguero.
Pastore menjadi pemain ketiga asal Argentina yang mampu mencatat gol dan asis di semifinal Copa Amerika, setelah Carlos Tevez melakukannya pada 2004 dan Juan Roman Riquelme (2007). Ia juga menyamai catatan Cubillas, Romerita, Vera, Denilson, Forlán, dan Maicon.
Sedangkan dua gol Di Maria, juga membuatnya menyamai catatan beberapa legenda Copa Amerika yang berhasil mencetak sepasang gol di babak semifinal. Mereka di antaranya Casaretto (1975), Caszely (1979), Leonardo (1997), Romario (1997), Luis Suárez (2011) dan Vargas (2015).
Apa yang dilakukan Di Maria juga menjadi yang tercepat. Di Maria menuai dua gol dalam rentang waktu lima menit dan 25 detik. Angka ini hanya kalah dari Luis Suarez yang melakukannya pada 2011 dengan waktu lima menit sebelas detik. Di Maria juga menajdi pemain kedua asal Argentina yang mencetak dua gol di fase knock-out Copa Ameria setelah Gabrierl Batistuta di final 1993.
Pelatih Argentina, Gerardo Martino tak kuasa menahan sanjungan untuk Javier Pastore dan Di Maria. Khusus Pastore, mantan pelatih Barcelona ini gembira dengan peningkatan level permainnya.
"Dia bermain luar biasa. Pastore memiliki peran jelas di lini tengah. Dia menunjukkan permainan bagus dan mampu membuka ruang untuk mencetak gol. Itu adalah sesuatu yang selalu kita bicarakan tentang dirinya," kata Martino.
Sedangkan Di Maria, menurut Martino, mampu menjawab tantangannya untuk bermain lebih menusuk. “Kami akan menghadapi Cile, sebuah tim yang bermain sangat baik. Mereka punya pemain berkualitas dan telah melalui proses panjang selama tiga tahun. Saya makin optimis, karena Di Maria tampil luar biasa, dan jika itu terulang di final, kami bisa juara,” tegas Martino.