TRIBUNNEWS.COM, MONTREAL - Para pejabat FIFA disoraki dengan cemoohan oleh para penonton sebelum trofi dipersembahkan pada final Piala Dunia Wanita 2015 yang dimenangkan Amerika Serikat 5-2 dari Jepang.
Kendati Presiden FIFA Sepp Blatter tidak berani datang ke Kanada selama turnamen ini berlangsung yang untuk pertama kalinya tidak menyerahkan trofi juara, para penonton yang kebanyakan dari Amerika Serikat mengungkapkan perasaannya kepada badan sepak bola dunia yang diguncang skandal itu.
Pembaca acara meminta penonton menyambut kedatangan para pejabat FIFA ke lapangan dan sekitar 10 orang pejabat FIFA yang dipimpin wakil presiden Issa Hayatou, kepala Konfedeasi Sepak Bola Afrika, malah disambut dengan cemoohan.
Blatter telah mengakui dalam wawancara dengan koran Jerman Welt am Sonntag bahwa untuk pertama kali tidak bisa menghadiri final Piala Dunia Wanita karena berkenaan dengan investigasi terhadapnya menyangkut skandal korupsi.
"Saya tidak akan mengambil risiko pergi sedikit pun sampai segala sesuatunya beres," kata dia.
Yang juga absen dari seremoni penyerahan trofi ini adalah Jeffrey Webb, presiden CONCACAF, yang beranggotakan Kanada dan Amerika Serikat. Webb saat ini ditahan di Swiss dengan tuduhan korupsi dan suap.
Pilihan perwakilan akhirnya jatuh kepada Hayatou karena dia adalah pejabat paling senior FIFA untuk menyerahkan trofi juara kepada pahlawan Amerika pencetak trigol Carli Lloyd.
Hayatou juga dituduh menjual suaranya untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022 oleh seorang pegawai proyek bidding Qatar untuk Piala Dunia itu, Phaedra Almajid.
Dia telah membantah tudingan itu dan AS pun tidak menuduhnya melakukan pelanggaran.
Presiden FA Burundi Lydia Nsekera, yang menjadi anggota perempuan dalam Komite Eksekutif FIFA, turut dalam seremoni penyerahan trofi bersama Victor Montagliani, kepala Asosiasi Sepak Bola Kanada dan Presiden Sepak Bola AS Sunil Gulati.