News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Persibo Kecewa Gagal Ikut Piala Kemerdekaan

Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nur Yahya

Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Manajemen Persibo Bojonegoro kecewa karena gagal ikut serta dalam turnamen piala Kemerdekaan yang akan digelar Tim Transisi bentukan Menpora.

Manajer Persibo Bojonegoro, Nur Yahya mengatakan, dengan batalnya keikutsertaan mereka di Piala Kemerdekaan tersebut, maka Tim Transisi tidak memiliki itikad baik untuk memperbaiki sepak bola di Tanah Air.

"Awalnya kami menaruh harapan terhadap Tim Transisi untuk bisa memberikan kesempatan Persibo untuk kembali bertanding bersama tim-tim lain. Tetapi kenyataannya, Tim Transisi tidak jauh berbeda dengan PSSI yang mencoret keanggotaan kami. Tim Transisi tidak meloloskan kami dalam Piala Kemerdekaan dengan alasan, keanggotaan kami di PSSI masih bermasalah," kata Yahya kepada Harian Super Ball, Rabu (8/7/2015).

Yahya menerangkan, kabar 'dicoretnya' nama Persibo setelah Tim Transisi memberikan konfirmasi.

"Sebelum digelar workshop di Menpora, Tim Transisi memberitahukan kepada saya via telpon dan mengatakan, Persibo tidak bisa ikut di turnamen Piala Kemerdekaan. Kami kecewa, karena sebelumnya Tim Transisi sudah memberikan harapan, namun endingnya begini," terang Yahya.

Padahal manajemen Persibo sudah menyiapkan tim termasuk syarat administrasi mulai dari SIUPP, NPWP, dan legalitas perusahaan.

"Kami sudah menyiapkan tim pada awal Juni. Rencananya tim akan dilatih oleh Gusnul Yakin. Sedangkan pemain berasal dari divisi utama dan Liga Super Indonesia. Tetapi setelah dapat kabar ditolak oleh Tim Transisi, kami langsung membubarkan tim dengan memulangkan pemain dan pelatih," ujar Yahya.

Yahya mengucapkan, persiapan timnya yang lumayan baik diyakini akan siap menjalani Piala Kemerdekaan.

"Jika turnamen digelar pada 24 Juli, tidak masalah, karena kami sudah menyiapkan tim jauh-jauh hari. Tetapi semuanya berantakan," ucap Yahya.

Yahya menilai Tim Transisi tidak bisa memberikan keadilan bagi klub yang hak-haknya dirampas oleh PSSI seperti Persibo.

"Janji Tim Transisi melakukan perubahan hanya isapan jempol saja. Persibo yang berusaha mencari keadilan tidak diberikan kesempatan sedikitpun untuk ikut turnamen itu. Padahal sebelumnya Tim Transisi memberikan harapan kepada semua klub untuk ikut serta, tetapi mereka masih mempermasalahkan soal status kami di PSSI," tutur Yahya.

Dengan demikian, Yahya pesimis keinginan pemutihan status Persibo di PSSI bisa mudah diperoleh kembali.Padahal sebelumnya Tim Transisi berjanji membantu mewujudkan keinginan Persibo tersebut.

" Saya pikir keadilan akan datang dengan dibentuknya Tim Transisi. Namun kami jadi tidak terlalu yakin dengan kredibilitas Tim Transisi. Bagi kami kondisi ini sama saja seperti saat kami dicoret keanggotaan dari PSSI," terang Yahya.

Yahya menambahkan, seharusnya Tim Transisi membantu Persibo memperoleh kembali haknya sebagai anggota PSSI.

"Kalau turnamen saja tidak boleh, bagaimana dengan nasib status kami di PSSI. Padahal sebelumnya Tim Transisi berjanji akan membantu dan berencana akan membawa masalah kami ke Kongres PSSI. Jika sudah begini sepertinya kami tidak yakin dengan kinerja Tim Transisi," tambah Yahya.

Yahya menjelaskan, Persibo 'dipecat' dari PSSI karena ikut serta dalam kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) pada 2010. Padahal saat itu Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin mengakui LPI dan mengharamkan Liga Super Indonesia (LSI).

Namun saat LPI dibubarkan dan LSI dijadikan kompetisi resmi, maka Persibo mendapatkan sanksi dengan dicoret keanggotaannya dari PSSI karena pernah ikut LPI.

"Ini aneh padahal LPI itu disahkan oleh PSSI, kenapa justru kami yang kena getahnya. Akibatnya hingga sekarang, kami tidak bisa ikut di seluruh kompetisi resmi PSSI," papar Yahya.

Ya Persibo merupakan salah satu klub yang dipecat keanggotannya oleh PSSI. Manajemen Persibo sempat mengajukan gugatan ke Badan Arbitrase Internasional (CAS).

Namun manajemen Persibo akhirnya memilih mencabut gugatan kepada PSSI ke CAS. Padahal keputusan gugatan dari CAS diputuskan pada 7 Februari mendatang.

" Pada 2015, Persibo juara Piala Indonesia dan 2013 ikut AFC Cup mewakili Indonesia. Itu artinya kami diakui oleh AFC tetapi kenapa justru tidak diakui oleh PSSI. Ini jelas aneh," tegas Yahya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini