TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Setelah sempat beberapa hari berpikir untuk melakukan berbagai pertimbangan, Tim Martapura FC sepertinya hampir dipastikan batal ikut berpartisipasi dalam turnamen Piala Kemerdekaan yang digagas oleh Tim Transisi dan juga Kemenpora.
Anggota Tim Transisi Pokja Komunikasi Cheppy T Wartono telah mengatakan dua klub batal ikut turnamen ini yakni Martapura FC dan juga Persifa Fak fak.
"Persifa Fak Fak dan Martapura gugur. Kami masih menunggu PPSM Magelang, Persipur Purwodadi, dan PSIS Semarang datanya," kata Cheppy.
Dengan mundurnya dua tim ini, maka Tim Transisi pun berencana mengubah format pembagian grup untuk turnamen musiman tersebut.
Menurutnya, hingga Selasa (7/7), sudah ada 25 klub yang mengirimkan surat partisipasi untuk ikut turnamen ini. Maka itu, akan terjadi perubahan pembagian grup. Sebelumnya, saat dipastikan ada 19 klub yang ikut serta pada pekan lalu, Tim Transisi sudah membaginya dalam tiga grup.
"Jadi nanti ada 25 klub dibagi dalam empat grup. Sepertinya ada satu grup yang diisi tujuh klub, kayaknya di Jawa Tengah yang diisi tujuh klub," jelasnya.
Ketua Umum Martapura FC H Mokhamad Hilman yang dikonfirmasi soal kabar kepastian batalnya tim kebanggaan masyarakat Martapura itu ikut dalam turnamen yang digagal Tim Transisi bentukan Menpora tak menampiknya.
Menurut Hilman, tim Martapura FC batal ikut setelah pihaknya melakukan banyak pertimbangan, seusai menggelar beberapa kali rapat dengan pengurus tim.
Point yang terpentingnya, ujarnya, adalah karena tim tidak ingin ikut masuk dalam suasana konflik yang masih belum berakhir antara PSSI dan juga Kemenpora.
"Setelah rapat, pengurus banyak yang menyarankan tim bersabar saja dan tidak ikut turnamen. Agar tim tidak ikut ikutan masuk ke ranah konflik, jadi ya kami belum ikut mendaftar," ujar Hilman, Kamis (9/7) siang.
Hilman menambahkan, tim MFC sendiri tidak ingin salah melangkah dan ingin terus menjaga hubungan baik dengan dua pihak yang bertikai yakni Kemenpora dengan PSSI.
"Kami juga tidak ingin bersinggungan atau juga memihak ke salah satu dari yang sedang berkonflik. Kami ingin terus berhubungan baik dengan keduanya," jelasnya.
Selain itu yang tidak kalah penting, lanjut Hilman, adanya masukkan dariberbagai kalangan termasuk Monster yang merupakan suporter dari tim berjuluk Laskar Sulthan Adam tersebut.
"Kami juga banyak mendapatkan saran serta masukan dari berbagai pihak, termasuk juga suporter. Mereka juga berharap tim tidak masuk dan terseret ke ranah konflik," pungkasnya.