TRIBUNNEWS.COM - Tata kelola yang buruk dalam manajemen klub Persija Jakarta terus membuat pemain menjadi korban. Kini giliran Rendi Irwan Saputra, yang terpaksa harus menjual aset pribadinya untuk menutupi biaya hidup yang kian membengkak.
Rendy mengaku terpaksa menjual kendaraan roda dua miliknya senilai Rp 13 juta. Padahal, harga normal untuk membeli motor baru dengan jenis yang sama bisa mencapai Rp 20 juta.
Sebelum menjual motornya itu, Rendy lebuh dulu memohon pinjaman kepada Presiden Persija Ferry Paulus. Namun, orang nomor satu di tim Ibu Kota itu mengaku tidak menyanggupi permintaan gelandang lincah yang baru direkrut pada musim 2015.
"Mau bagaimana lagi, saya sama sekali sudah tidak ada pemasukan. Apalagi isteri saya baru melahirkan kemarin. Saya sudah mencoba untuk meminta pinjaman pribadi kepada Pak Ferry, tapi beliau katanya tidak punya uang juga," ungkap Rendy kepada Harian Super Ball melalui sambungan telepon selular.
Haknya selama empat bulan belum dilunasi manajemen tim Ibu Kota. Beruntung, uang muka dari kontraknya sudah dilunasi manajemen saat masa persiapan tim. Sebab, masih ada sebagian pemain Persija yang belum menerima uang muka.
Kendati sudah malang-melintang di sejumlah klub LSI, jumlah tabungan Rendy ternyata tidak seberapa. Pasalnya, dua klub yang dibela sebelumnya pun melakukan penunggakan gaji.
"8,5 bulan gaji saya dibayar dari Persebaya 1927. Sementara di Persik Kediri masih tersisa 4 bulan ditambah uang muka. Saya pikir akan lebih baik di Persija, ternyata sama saja," ucap Rendy dengan suara bergetar menahan kepedihan.
Tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan Rendy pada jeda kompetisi sejak Mei lalu. Ia lebih memilih menjaga sang buah hati yang baru saja dilahirkan pada awal tahun lalu.
Tawaran tampil di salah satu klub Liga Ramadhan pun ditolaknya atas permintaan isteri. Dengan menetap di kediamannya di Sidoarjo, Rendy bisa membantu usaha penjualan baju yang dijalankan isteri sambil menjaga buah hatinya.
"Saya tidak mau berharap muluk-muluk. Mudah-mudahan ada itikad baik dari manajemen untuk membayarkan sebulan atau dua bulan gaji kami sebelum lebaran. Lumayan untuk membahagiakan keluarga dan orangtua saat Idul Fitri nanti," tutur pria kelahiran Sidoarjo 28 tahum silam itu.