TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Keinginan BOPI agar tim-tim peserta Piala Kemerdekaan diverifikasi terlebih dahulu membuat jadwal sepak mula kembali mundur dari tanggal 2 Agustus menjadi 15 Agustus.
Sebelumnya, Tim Transisi juga memundurkan jadwal turnamen dari tanggal 1 Agustus ke tanggal 2 Agustus karena bentrok dengan kegiatan kepemudaan salah satu ormas di Tanah Air.
Bagi PSMS Medan, mundurnya Piala Kemerdekaan tak terlalu dianggap sebagai persoalan besar. Apalagi, selaku tuan rumah Grup A, pihak panitia pelaksana (panpel) PSMS jadi memiliki waktu tambahan untuk merampungkan seluruh persiapan di Stadion Teladan, Medan.
“BOPI mengisyaratkan akan dilakukan verifikasi yang komprehensif dan integral terhadap penyelenggara maupun peserta. Jadi, kami pikir keinginan itu sangat baik,” ujar Manajer PSMS, Andry Mahyar Matondang.
Sang manajer berupaya melihat ketidaksiapan ini dalam dua perspektif.
“Penundaan ini membuat setiap tim memiliki tambahan waktu. Setidaknya, tambahan persiapan dua minggu ini bisa melahirkan sisi positif,” ujar Andry.
Namun, menurut Andry, penundaan ini bisa juga mengecewakan semua pihak, baik manajemen, pelatih, dan para pemain, khususnya secara psikis dan finansial.
Sebelum mendapat kabar soal jadwal sepak mula yang kembali mundur, pemain Ayam Kinantan terlihat sangat bersemangat selama menggeber persiapan.
Frekuensi latihan juga diperbanyak menjadi dua kali sehari, yakni sesi latihan pagi dan sore di lapangan Makodam.
Pemain sebenarnya sudah siap tampil, tetapi mereka terpaksa menahan diri untuk sementara waktu.
“Kalau memang dimundurkan lagi, ya mau bilang apa. Semua itu wewenang pelaksana, kami hanya pemain. Yang pasti, kami sudah berlatih dan sangat bergairah menghadapi Piala Kemerdekaan,” ujar striker PSMS, Tambun Naibaho.