Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Eduard Tjong tolak pinangan melatih PSS Sleman yang akan ikut serta pada turnamen Piala Kemerdekaan buatan Tim Transisi.
Pria yang akrab dipanggil Edu itu khawatir akan terkena sanksi atau karirnya mati jika melatih tim berjuluk Super Elang Jawa itu.
"Jika saya disanksi oleh PSSI karena ikut di Piala Kemerdekaan, justru membuat karir saya mandeg ke depannya. Maka, lebih baik saya tolak saja tawaran melatih PSS Sleman," kata Edu kepada Harian Super Ball, Selasa (28/7/2015).
Edu memang berharap ada tim yang mau menggunakan jasanya untuk turnamen Piala Indonesia Satu (PIS) buatan Mahaka Sports, karena klub yang dilatihnya, Persiram Raja Ampat dipastikan tidak ikut turnamen apapun.
"Manajemen Persiram mengatakan, akan ikut serta di turnamen PIS, jika Persipura ikut. Tetapi sampai sekarang, manajemen Papua belum memastikan ikut atau tidak. Keputusan itu dilakukan oleh semua klub di Papua. Nah, kalau sudah begitu, saya harus mencari tim lain untuk semantara agar bisa mendapatkan penghasilan," ujar Edu.
Edu yakin manajemen tidak akan mempermasalahkannya, jika dia melatih tim lain. Pasalnya dia membutuhkan pekerjaan. "Saya yakin manajemen bisa mengerti, jika saya melatih tim lain untuk sementara sambil menunggu kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) kembali digelar. Saya butuh uang untuk menafkahi keluarga," ucap Edu.
Sayangnya, belum ada satu tim pun yang tertarik menggunakan jasanya.
Arti Hujjatul Islam, Gelar yang Diberikan kepada Imam Al Ghazali dan Ibnu Taimiyah Ulama Besar Islam
Soal Bahasa Inggris Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Chapter 2 Unit 1 My Favorite Food Halaman 59 - 60
"Keinginan saya adalah bisa melatih tim LSI.Apapun timnya tidak masalah. Namun belum ada tawaran sampai sekarang. Mungkin seluruh klub meunuggu kepastian digelarnya turnamen PIS," terang Edu.
Kini, yang bisa dilakukan Edu adalah sabar menunggu pinangan saja.
"Syukur-syukur sebelum akhir tahun ini, kompetisi LSI bisa kembali digelar. Sehingga saya bisa kembali melatih Persiram," tutur Edu.
Sambil menunggu pinangan dan normalnya kompetisi, Edu sedang aktif melatih di Solo Football Academy. Edu melatih anak-anak dengan kelahiran 2000 dan 2001.
"Sejak sebelum lebaran, saya sudah melatih di akademi ini. Sambil mengisi waktu kosong, saya tetap bisa membantu membentuk pemain baru," tegas Edu.
Edu menambahkan, agar bisa maksimal melatih di akademi itu, dirinya membatasi siswa hanya 35 orang. Sehingga bisa mengontrol setiap siswanya.
"Jika selama dua bulan ada siswa yang tidak punya Progress, maka saya sarankan untuk berhenti. Agar tidak rugi waktu dan biaya. Saya hanya ingin membantu menciptakan pemain di masa depan dengan kualitas baik," papar Edu.