TRIBUNNEWS.COM - Miguel Herrera hanya bisa menyesali emosinya yang tak terkendali. Pria 47 tahun yang baru saja mengantarkan Meksiko menjuarai Piala Emas Concacaf 2015 ini dipecat dari jabatannya setelah memukul komentator televisi, Christian Martinoli.
Insiden tersebut terjadi di Bandara Internasional Philadelphia, Amerika Serikat, pada Senin (27/7/2015) atau sehari setelah Meksiko mengalahkan Jamaika 3-1 di final Piala Emas.
Martinoli, komentator TV Azteca, dikenal sebagai salah satu orang yang paling sering mengkritik Herrera. Dalam pengakuannya seperti dikutip dari The Guardian, ia menerobos barikade pihak keamanan untuk mewawancarai sang pelatih.
Versi Martinoli, bukan jawaban yang didapat melainkan pukulan. Menurutnya, tanpa sebab yang jelas, Herrera memukul lehernya, kemudian menantangnya berkelahi di luar. Sumber lain dari AS Meksiko menyebutkan Herrera menantangnya keluar dari bandara
"untuk membereskan urusan yang belum selesai." "Setiap orang punya versinya masing-masing, dan mungkin ia akan menyangkal telah memukul saya," kata Martinoli.
Herrera sendiri setelah dipecat melontarkan permintaan maaf kepada para pemain pemain, staf, fan, dan pihak federasi atas "insiden menyakitkan bersama seorang komentator." "Saya menyadari tak sepantasnya seorang pelatih tim nasional Meksiko berperilaku seperti ini, kendati ia menerima kritikan, dan serangan verbal, serta ejekan untuk diri pribadi, dan juga keluarga," ujar pelatih tambun ini.
Presiden Federasi Sepak bola Meksiko, Decio de Maria, menjelaskan alasan pemecatan Herrera ini.
"Setelah mendengarkan semua kolega saya yang menjadi bagian dari federasi ini dan berdiskusi, saya memutuskan untuk mencopot Miguel Herrera dari tim nasional. Ini bukan keputusan sederhana, tapi keputusan yang tepat," kata De Maria di ESPN FC.
"Laga tak pernah berakhir hanya di lapangan, dan sebagai figur publik kami harus selalu mengingatnya. Semua orang punya opini, tapi seperti yang saya katakan, nilai-nilai kami harus terjaga dan tak ada yang bisa berada di atas situasi seperti yang kita lihat di Bandara Philadelphia pada hari Senin lalu," tuturnya.
Kendati memenangi trofi Piala Emas, Herrera mendapatkan kritikan masif dari para komentator lantaran timnya dinilai tampil membosankan dan kurang greget di turnamen wilayah Amerika Utara, Tengah, dan Karibia tersebut.
Di babak penyisihan grup, El Tri hanya mampu sekali menang dari tiga laga. Mereka juga mendapatkan penalti kontroversial di menit perpanjangan untuk untuk menyingkirkan Kosta Rika, dan Panama untuk melaju ke final.
Di final, harus diakui mereka bermain bagus untuk menaklukkan Jamaika 3-1, dan meraih trofi Piala Emas ketujuh kalinya.
Herrera dikenal dengan julukan El Piojo atau "the Louse" alias "si kutu". Salah satu ciri khasnya adalah gayanya di pinggir lapangan yang spontan, dan meletup-letup, kandang mengundang senyum selama di Piala Dunia di Brasil lalu. Ia sukses membawa Meksiko lolos dari grup maut yang terdiri dari Kamerun, Kroasia, dan Belanda untuk jadi runner-up, serta meneruskan tradisi ke 16 besar, meski akhirnya mentok di zona knock-out tersebut.
Kubu Meksiko, dikatakan de Maria, selanjutnya tak akan buru-buru mencari pelatih baru. El Tri memang terbilang paling seri gonta-ganti pelatih. Sejak Ricardo La Volpe pensiuen usai Piala Dunia 2006 di Jerman, mereka telah sepuluh kali memecat pelatih dalam rentang sembilan tahun.