Laporan Reporter Tribun Jogja, Susilo Wahid
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Berniat mendapatkan keadilan atas apa yang mereka alami, beberapa pemain PSS Sleman yang terlibat kasus sepakbola gajah saat pertandingan melawan PSIS Semarang membeberkan kejadian sebenarnya dari peristiwa tersebut.
Mereka mengaku mendapat instruksi dari manajemen PSS untuk membuat gol bunuh diri dalam pertandingan.
Hal ini diutarakan empat pemain PSS yaitu Monieaga Bagus, Ridwan, Satrio dan satu pemain lagi yang enggan disebut namanya. Keempat pemain difasilitasi oleh Ari Wibowo dari Forum Diskusi Suporter Indonesia didampingi Bambang Suryo sebagai pihak yang sempat disebut pelaku mafia serta Solichin sebagai mantan wasit ISL.
Acara dikemas dalam sebuah diskusi bertajuk Kupas Tuntas Kasus Sepakbola Gajah di Hotel Merapi Merbabu, Sleman, Rabu (29/7/2015) malam. Acara ini, menurut pihak penyelenggara murni sebagai media untuk menyampaikan keluh kesah para pemain yang selama ini merasa menjadi korban dalam kasus sepakbola gajah.
Salah satu pemain yang enggan disebut namanya, sempat membeberkan bahwa pihaknya dalam kasus sepakbola gajah kemarin menjadi korban dari skenario yang diatur manajemen lama PSS. Meski di awal semua berjalan normal namun pada akhirnya memang ada instruksi dari manajemen PSS untuk membuat tim kalah demi menghindari Borneo FC.
Instruksi untuk mencetak gol bunuh diri ini muncul di waktu istirahat jeda pertandingan ketika dirinya masuk ke ruang ganti pemain. Adalah Supardjiono, Manajer PSS ketika itu yang memberikan instruksi kepada dirinya.
"Kalau kamu bisa cetak gol bunuh diri, tim (PSS-red) akan terhindar dari Borneo FC," kata si pemain menirukan perintah Pardji.