News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Spanyol

Foto-foto Evan Dimas Latihan di Klub Divisi Dua Spanyol

Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Evan Dimas

TRIBUNNEWS.COM, GIRONA - Evan Dimas akhirnya memulai masa trial di klub Segunda Division (kasta kedua Liga Spanyol), Unió Esportiva (UE) Llagostera.


Seperti dilansir twitter resmi klub, Llagostera sudah mengumumkan kalau pemain Persebaya ini akan menjalani trial. Belum diketahui berapa lama trial itu berlangsung.

Biasanya, trial dilaksanakan selama seminggu dan bisa berlangsung lebih lama jika pelatih membutuhkan.

"Evan Dimas, dari Indonesia akan melakukan tes, minggu ini. Selamat Datang di Llagostera Dimas," kicau akun resmi klub dalam bahasa Inggris.

"Berlatih bersama @uellagostera. Foto bersama pelatih Oriol Alsina," tulis Evan di akun Twitter-nya, @evhandimas.


Masa Kecil

Jalan yang harus dilalui kapten timnas Indonesia U-19, Evan Dimas, untuk menjadi pesepakbola sangat berliku.

Lantaran kondisi perekonomian keluarganya yang pas-pasan, maka untuk membeli sepatu bola saja Evan Dimas hanya bisa menahan rasa iri.

Evan Dimas berasal dari keluarga yang bisa dikatakan kurang mampu.

Ayahnya, Condro Darmono, hanya seorang petugas keamanan. Sedangkan ibunya, Ana, pernah menjadi seorang asisten rumah tangga dan sekarang menganggur.

Sebagai anak pertama, Evan memiliki tiga orang adik, dua di antaranya masih duduk di sekolah dasar.

Sedangkan yang bungsu belum mencapai usia wajib sekolah. Namun dalam himpitan ekonomi, kedua orangtuanya tetap memberikan dukungan yang maksimal agar putra sulungnya bisa terus bermain sepak bola.

“Pernah ketika itu saya mau latihan, ibu saya pinjam sepeda motor sama orang, lalu diledek, ‘Makanya beli sepeda motor. Lalu ada orang kampung saya yang membela, ‘Jangan begitu. Semua ingin beli sepeda motor kalau punya (uang),” cerita Evan kepada Tribunnews.com.

Perkataan tersebut membuat Ana menangis dan Evan pun tidak tega melihat air matanya ibunya.

Ana juga kerap menangis setiap kali melihat teman-teman Evan berangkat berlatih dengan mengendarai sepeda motor, namun kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinan untuk membeli sepeda motor. Evan pun hanya bisa terdiam dan tidak bisa meminta dibelikan.

Lainnya, terkadang, untuk membeli kaus kaki saja Evan sampai berpikir ulang bagaimana cara meminta kepada Ana. Sang ibu bahkan sampai berpatungan dengan saudara-saudaranya untuk membelikan Evan sepasang sepatu sepak bola.

“Sepatu sepak bola pertama saya mereknya Diadora, harganya Rp 15.000. Saya ingat dulu sepatu saya terlalu besar sehingga harus saya masukkan kain agar bisa pas. Umur sepatu itu tidak lama, kira-kira 3 minggu karena sepatunya sangat murah sehingga cepat rusak,” ungkap pemuda kelahiran 13 Maret 1995 tersebut.

“Terkadang saya iri lihat orang-orang yang bisa membeli sepatu baru untuk anaknya. Saya hanya berpikir kapan bisa membeli sepatu seperti itu, sedangkan ibu hanya jadi pembantu dan kadang berjualan kacang keliling kampung,” sambung Evan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini