TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Persija Jakarta, Rahmad Darmawan, mengembang tugas baru di tengah konflik PSSI dan Kemenpora.
Pria yang akrab disapa RD itu menjadi penyambung lidah praktisi sepak bola yang memprotes keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Surat keputusan (SK) pembekuan PSSI pada 17 April lalu menyebabkan berhentinya Liga Super Indonesia 2015. Akibatnya seluruh pelaku sepak bola tidak memiliki pendapatan dari profesi yang mereka pilih.
Keprihatinan tersebut menjadi alasan RD untuk berada di posisi terdepan untuk menyuarakan kegelisahan para pelaku sepak bola, termasuk pemain, pelatih, dan juga ofisial tim.
Pria berusia 48 tahun itu menjadi sosok yang paling aktif mengawal proses penyelesaian konflik PSSI dan Kemenpora. Pelaku sepak bola, bagi RD, menjadi korban terbesar dari perseteruan kedua elite olahraga nasional itu.
"Saya hanya mencoba menyuarakan aspirasi pelaku sepak bola. Tanpa mereka sadari, konflik ini berdampak luas buat kami. Banyak fakta menyedihkan yang mungkin tidak diketahui bapak-bapak yang di sana," ujar RD.
RD menjadi satu-satunya tokoh sepak bola yang mengawal sidang gugatan PSSI kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Juli silam.
PTUN memutuskan memenangkan PSSI dan Kemenpora memutuskan mengajukan banding sehingga konflik terus berlanjut.
"Ketika PTUN mengambil sikap, saya berharap kedua belah pihak duduk bersama. Ternyata itu tidak terjadi. Makanya kami melihat ada hak-hak kami yang terampas," ungkap pria kelahiran Metro, Lampung, itu.
Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, JUMAT (13/8/2015)