TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Skuat PSS Sleman akhirnya dibubarkan pascakegagalan mereka lolos ke babak delapan besar turnamen Piala Kemerdekaan 2015. Ini menjadi salah satu momen perpisahan para punggawa PSS setelah lebih kurang dua bulan menjalin kerjasama.
Termasuk bagi sang pelatih, Didik Listyantoro, yang nampaknya juga punya kesan tersendiri selama menjadi nahkoda PSS di Piala Kemerdekaan kemarin.
Dibanding dengan sebagian besar pemain, durasi kerjasama Didik di PSS terhitung lebih singkat yaitu hanya sekitar 33 hari. Lama waktu ini dihitung dari Didik mulai menginjakkan kaki di Stadion Maguwoharjo sampai laga terakhir PSS pada 26 Agutus kemarin. Sementara untuk para pemain PSS sendiri rata-rata lebih dulu berkumpul sekitar satu minggu sebelum kehadiran Didik.
Sayangnya, sekitar tiga minggu menggelar latihan efektif ternyata PSS harus tersungkur di fase kualifikasi. Tentu saja capaian ini luput dari target yang awalnya ditentukan untuk lolos ke fase kualifikasi.
Respon cepat langsung diambil pihak manajemen PSS dengan membubarkan tim. Secara otomatis pula kontrak pemain terputus karena PSS tak lagi ikut turnamen.
"Kecewa jelas ada, tapi hasil apapun yang kita dapat ini sudah bersumber dari usaha keras para pemain, sebagai tim kita terima hasil ini dengan lapang dada dan menyudahi ikatan kita di PSS secara profesional," ujar Didik. (*)