TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengaku tidak membicarakan hal serius ketika bertemu dengan Ketua Umum PSSI La Nyalla Matalitti di sela pertandingan perdana Piala Presiden 2015 di Stadion Kapten Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (30/8/2015).
Menpora dan La Nyalla terlihat tengah berbicang di tribune VVIP pada saat jeda pertandingan Bali United melawan Persija Jakarta. Setelah itu, keduanya menyempatkan diri untuk foto bersama sembari berjabat tangan.
"Ya, saya kangenlah sama Pak Nyalla. Saya bilang kalau mau ketemu jangan mengajak siapa-siapa. Kita ngomong berdua saja," ungkap Menpora saat ditemui wartawan seusai pertandingan.
Ketika ditegaskan apakah jabat tangan tersebut merupakan sinyal positif konflik dengan PSSI dapat terselesaikan, Menpora mengaku belum memikirkan hal tersebut. Apalagi, menurut dia, status hukum pembekuan PSSI masih berjalan.
"FIFA juga kan masih memberi sanksi kepada mereka dan ini semua berada di bawah pengawasan ketat Tim Transisi dan BOPI. Jadi, belum tahu (sinyal mencabut sanksi PSSI). Nanti, saya akan lihat. Siapa tahu saja kami cuma mau ngobrol soal makanan di Surabaya saja," tutur Menpora.
Konflik antara Menpora dan PSSI mencuat setelah pemerintah memutuskan untuk membekukan PSSI pada April lalu. Menpora juga menganggap hasil Kongres Luar Biasa 2015 tidak sah karena status organisasi sepak bola di Indonesia sudah dibekukan per 18 April 2015.
Konflik itu pun berujung terhadap penghentian ISL. La Nyalla disebut beberapa kali mencoba bertemu dengan Imam di Kemenpora. Akan tetapi, upaya itu selalu tidak berhasil lantaran Imam dikabarkan sedang tidak berada di tempat.