TRIBUNNEWS.COM - Kekalahan Persija Jakarta dari Bali United pada laga perdana Grup C Piala Presiden, Minggu (30/8/2015), dianggap sebagai hal yang wajar.
Persiapan minim ditambah persoalan tunggakan gaji turut menjatuhkan mental anak-anak Jakarta.
"Sangat wajar kalau Persija kalah karena Bali United lebih siap dari segi persiapan dan mental. Sementara Persija harus melewati masa sulit, persiapan yang sangat minim ditambah kasus penunggakan gaji yang membuat motivasi pemain drastis menurun," kata mantan pemain Persija, Kurniawan Dwi Yulianto, saat berbincang dengan Harian Super Ball di Bali, belum lama ini.
Seperti diketahui, klub elite Pulau Dewata menjadi satu-satunya tim peserta LSI 2015 yang tidak berhenti berlatih kendati kompetisi ditiadakan dengan alasan force majeure yang dirilis PSSI pada awal Mei lalu.
Sementara Persija Persija justru vakum sejak April, sebelum kompetisi resmi dinyatakan bubar. Persiapan menjelang Piala Presiden pun hanya dijalankan selama sepekan.
Itupun tidak berjalan maksimal lantaran jumlah pemain baru lengkap di menit-menit akhir masa persiapan tim akibat manajemen tidak sanggup melunasi atau setidaknya mencicil tunggakan gaji setengah dari total tunggakan selama empat bulan.
Kurniawan menambahkan, Pelatih Rahmad Darmawan harus lebih pintar menyiasati persoalan fisik pemain.
"Mungkin rotasi pemain bisa jadi salah satu cara untuk memperbaiki permainan tim sesuai dengan strategi yang diinginkan. Sebab, keterbatasan fisik sangat memengaruhi penampilan total seorang pemain di lapangan," ujar mantan pemain Primavera Indonesia itu.
Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, Rabu (2/9/2015)