TRIBUNNEWS.COM - Gelandang Wales, Andy King menggaungkan perang urat syaraf ke kubu Siprus jelang duel pekan ketujuh grup B kualifikasi Piala Eropa 2016 di Stadion Neo GSP, Nicosia, Jumat (4/8).
Pemain temperamental ini mewanti-wanti agar para pemain Siprus jangan coba-coba menekel, atau mengintimidasi pemain andalan Wales, Gareth Bale. Jika hal itu tetap dilakukan, kata King, ia tak akan segan-segan menendang balik para pemain Siprus.
Saat kedua tim bertemu 14 Oktober lalu, laga memang berlangsung sangat panas. Para pemain Siprus dengan segala cara berusaha mematikan Bale yang jadi motor tim Wales. Dalam tempo lima menit saat pertandingan baru dimulai, Bale sudah dua kali ditekel lawan.
Total, kubu Siprus melakukan 16 kali pelanggaran yang hampir semuanya ditujukan untuk pemain Real Madrid tersebut. Laga itu berakhir 2-1 untuk kemenangan Wales, dimana Bale memberikan satu asis.
King sendiri harus diusir dari lapangan setelah ia "menghakimi" dengan cara melanggar Constantinos Makridis yang sebelumnya kerap menekel Bale.
"Saat pertemuan pertama mereka menjadikan Bale sebagai sasaran, dan terus berusaha menguncinya. Saya melihat ia berkali-kali ditekel dengan kasar. Kini bermain di kandangnya sendiri, bukan tak mungkin mereka akan melakukan hal yang sama. Dan saya tak segan-segan menghukum mereka jika melakukan hal seperti itu," ujar Gelandang Leicster City ini di The Independent.
King mengakui saat laga pertama itu dirinya tersulut emosi. Kartu merah itu membuatnya absen di dua laga selanjutnya. Namun, ia mengaku tak kapok jika harus kembali melakukan tekel serupa kepada pemain lawan.
"Kita harus bersiap. Saat kita menghadapi tim yang ingin menendang kita, mereka harus paham bahwa kita juga siap menendang mereka kembali," katanya mengancam.
Bermaterikan para pemain dengan skill individu cemerlang, pasukan asuhan Chris Coleman ini belum terkalahkan. Bale harus diakui jadi salah satu pemain kunci Wales dimana ia telah menyumbangkan lima gol, dari delapan gol Wales, dari enam laga penyisihan grup saat ini.
Walhasil, Wales pun kini nyaman bertengger di posisi teratas grup B dengan 14 poin dibuntuti Belgia dengan poin 11, dan Israel serta Siprus dengan poin sembilan. Mereka punya peluang besar untuk lolos setelah sejak tahun 1958 tak pernah lagi mengikuti kompetisi mayor.
Mantan penyerang Wales, Craig Bellamy mengamini peran vital Bale. Namun, katanya, bukan berarti bahwa The Dragons hanya tergantung pada aksi winger 26 tahun itu. "Ia pemain terbaik Wales sepanjang sejarah. Ia bisa menciptakan peluang dari situasi yang biasa-biasa saja. Namun, tetap saja tim adalah segalanya. Tanpa dukungan rekannya, Bale tak bisa apa-apa," ujar mantan penyerang Liverpool tersebut.
Siprus di bawah asuhan Pambos Christodoulou tampil jadi tim yang atraktif. Mereka mengemas sembilan poin hasil kemenangan back-to-back atas Andorra, dan kemenangan tandang atas Bosnia-Herzegovina. Bagaimana atraktifnya tim kuda hitam ini terlihat dari statisik dimana mereka mencetak 12 gol tapi kebobolan sebelas gol.
Mereka punya trisula tajam, Nestoras Mitidis, Georgios Efrem, dan Demetris Christofi. "Kami adalah generasi baru Siprus. Dikombinasikan dengan para pemain berpengalaman, kami akan menjadi ancaman untuk tim mana pun," kata Efrem mewanti-wanti.