TRIBUNNEWS.COM - Ada apa dengan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti? Pria yang juga Ketua Kadin Daerah Jawa Timur ini, mulai menujukkan ketidaksukaannya terhadap penyelenggaraan Piala Presiden yang digagas Mahaka Sports and Entertainment.
La Nyalla merasa telah dikhianati, karena tidak diizinkan adanya logo PSSI di kostum pemain maupun di arena pertandingan.
Padahal, kata dia, penyelenggaraan Piala Presiden bisa berlangsung atas rekomendasi PSSI.
"Semula itu kan Piala Indonesia Satu dan klub LSI nggak ada yang mau ikut. Setelah ada rekomendasi PSSI baru klub yang berkompetisi di LSI bergabung," ujarnya
Menurut dia, rekomendasi PSSI keluar setelah terjadi pertemuan antara dirinya dengan politisi PDI Perjuangan Maruar Sirait, yang juga Ketua Steering Comitte (SC) Turnamen Piala Presiden.
Kala itu, Maruar membawa amanah Presiden Joko Widodo sehingga rekomendasi itu ke luar.
“Maruarar mendatangi saya di Singapura dan meminta untuk mengizinkan klub LSI ikut Piala Presiden," jelasnya.
Dalam perjalanan, ia mengaku kecewa dan merasa dipecundangi promotor turnamen itu dengan peraturan yang tidak memerbolehkan logo PSSI muncul.
"Niat kami satu, membangun sepak bola dan tidak memecah belah. Setelah kami memberi rekomendasi mereka malah menghantam kami. Kami dipecundangi. Jangankan orangnya, logonya saja muncul tidak boleh. Apa-apaan ini? Sekarang merayu-rayu KLB," ujarnya.
Belajar dari kejadian ini, kata dia, Komite Eksekutif PSSI sepakat membentuk Tim Verifikasi Turnamen yang tugasnya menseleksi Even Organiser (EO) yang berniat menggelar turnamen.
"Jadi ke depannya kami tidak ingin lagi kejadian seperti ini. Makanya, bentuk tim verifikasi untuk memastikan semua kegiatan itu harus mengacu statuta. Misalnya harus pakai logo PSSI dan wasit dari PSSI," tambah Sekjen PSSI Azwan Karim
Berita Ini Juga Dimuat di HARIAN SUPER BALL, KAMIS (17/9/2015)