TRIBUNNEWS.COM - AS Roma optimis setelah menahan imbang Barcelona 1-1 di Stadion Olimpico untuk ikut dalam persaingan merebut scudetto. Mereka jauh lebih kuat di lini pertahanan. Tim juga menunjukkan keseimbangan.
Bahkan Radja Nainggolan sesumbar timnya kini berada di level yang sama dengan Juventus musim lalu. Belum terkalahkan di semua ajang kompetisi membuat mereka lebih percaya diri mengahdapi Sassuolo dalam lanjutan Serie A, Minggu (20/9) malam di Stadion Olimpico Roma.
Pasukan Rudi Garcia tampaknya benar-benar belajar dari pengalaman musim lalu. Mereka tak mau lagi terpeleset di laga-laga yang semestinya bisa dimenangkan. Dan menghadapi Sassuolo mereka tak boleh lengah.
Apalagi mereka punya tren positif di laga kandang. Mereka tak terkalahkan sebanyak 35 kali dari 38 laga kandang terakhir. Catatan mereka juga sangat baik menghadapi Sassuolo di Olimpico. Roma menang dua kali dari tiga laga terakhir dengan rata-rata mencetak minimal dua gol di setiap pertadingan.
Paulo Cannavaro, bek Sassuolo, tahu betul kekuatan Roma. Ia menilai I Lupi seperti dibentuk untuk sip bersaing dalam setiap kompetisi. Roma terus mengalami perkembangan permainan. Dan hasilnya bisa dilihat saat menghadapi Barcelona tengah pekan ini. Tapi yang menjadi perhatiannya adalah kehadiran Edin Dzeko dalam skuat Garcia.
“Striker terbaik yang pernah saya lawan adalah Dzeko,” ucapnya dikutip dari forzaroma.info.
Menurutnya, mungkin,Dzeko tak bermain penuh dalam 90 menit pertandingan. Tapi kehadirannya di lapangan benar-benar merepotkan.
Pergerakannya di dalam kotak penalty selalu memberikan ancamam. Itulah kenangannya saat masih berseragam Napoli. Musim 2013/2014, Napoli bermain di ajang Liga Champions. Mereka masuk dalam grup A bersama Manchester City, Bayern Munchen, dan Villarreal.
“Dia striker yang menjengkelkan. Tapi jujur, saat itu yang membuat saya senang, saya berhasil menghentikannya,” sebut Cannavaro.
Dzeko saat itu sama sekali gagal mencetak gol ke gawang Napoli. Bahkan secara agregat Napoli unggul atas City dengan agregat 3-1. Satu-satunya gol City diciptakan oleh Aleksandar Kolarov. Lini serang City dibuatnya tak berdaya. Cannavaro yang menyandang ban kapten dalam skuat Napoli, ingin mengulang kesuksesan tersebut. Ia akan mati-matian menghentikan Dzeko dan membuatnya frustasi.
Tapi Dzeko bukan satu-satunya ancaman. Roma memiliki segudang gelandang serang kreatif dan agresif yang sangat berbahaya. Misalnya Mohamed Salah, Alessandro Florenzi, Juan Iturbe. Ketiganya bisa menjelma sebagai striker jika Garcia menghendakinya. Mereka tak jarang memecahkan kebuntuan lini serang Roma. Adapun Gervinho dan “pangeran Roma” Francesco Totti bisa memberi kejutan di laga tersebut.
Apalagi Sassuolo di bawah asuhan Eusebio Di Francesco selalu bermain terbuka. Mereka pun mau meladeni siapapun lawannya dengan menerapka strategi menyerang. Dan yang patut diwaspadai oleh Roma, rekor mereka yang tak terkalahkan delapan laga terakhir Serie A: enam kali menang dan dua kali imbang. Musim ini mereka bertengger di posisi enam dengan tujuh angka.
"Satu yang pasti, kami tak boleh meremehkan siapapun, termasuk Sassuolo. Mereka tim yang kadang sangat mengejutkan, terutama dengan materi pemain yang belum semua orang tahu. Kami tak ingin terpeleset agar bisa benar-benar menjaga kans meraih scudetto," tukas Rudi Garcia.