TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Kurang dari setahun lagi Euro 2016 akan digelar di Prancis.
Tapi kini tuan rumah tengah was-was menyusul berbagai keributan yang dilakukan para penonton pada pertandingan Ligue 1, akhir pekan lalu. Menteri olah raga Prancis, Patrick Kanner, pun sampai ikut bersuara.
Laga Marseille dan Lyon di Stade Velodrome, Minggu (20/9), sempat tertunda selama 20 menit. Penyebabnya adalah kembang api berbentuk roket yang diluncurkan penonton ke lapangan dan mengakibatkan kobaran api kecil.
Sehari sebelumnya, partai Bastia versus Nice di Corsica juga diwarnai keributan dan di tempat lain para pendukung Paris St. Germain membuat kerusuhan di jalanan di Reims setelah kedua klub bermain imbang 1-1.
"Saya sangat kaget dan marah. Saya hanya mengkhawatirkan kejadian seperti ini akan memengaruhi Prancis sebagai tuan rumah ajang besar. Saya sangat marah pada pihak keamanan di Velodrome yang telah mengizinkan masuk para penonton dengan botol beling," ujar Kanner.
Presiden klub Marseille, Vincent Labrune, ikut kena getahnya. Ia dianggap tidak becus karena telah menyalahkan wasit atas insiden tersebut. Kanner berharap klub besar tersebut segera diberi sanksi.
Kanner berharap segala citra negatif tentang sepak bola Prancis itu bisa lenyap jauh sebelum Euro 2016, yang akan berputar 10 Juni-10 Juli.
Prancis juga akan mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2024 sehingga perlu menunjukkan citra baik di muka dunia.