TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Hasil pengundian atau drawing babak semifinal Piala Presiden 2015 yang dilakukan di Century Park Hotel, Jakarta, Mitra Kukar bertemu dengan Persib Bandung.
Tim berjuluk Naga Mekes itu akan menjamu Persib di leg pertama pada 4 Oktober 2015. Leg kedua di kandang Persib pada 10 Oktober 2015.
Menanggapi hasil drawing itu, manajer operasional Mitra Kukar, Suwanto mengatakan, pihaknya tidak memilih-milih tim.
"Bagi kami siapapun lawannya sama saja, karena peserta semifinal adalah tim-tim bagus. Jadi, bagi kami siapapun lawannya, laga nanti adalah final," kata Suwanto kepada Harian Super Ball, kemarin.
Menurut Suwanto apapun hasil di semifinal nanti akan menjadi penentu bagi timnya.
"Target awal kami memang lolos ke semifinal. Kami akan memaksimalkan laga nanti. Jika bisa lanjut ke final sangat bagus. Tetapi jika gagal, tidak masalah, karena target awal kami adalah sampai ke semifinal saja. Namun jika ternyata bisa ke babak final, itu bonus bagi kami," ujar Suwanto.
Di mata Suwanto, Persib merupakan tim terbaik di Indonesia. Maung Bandung menjuarai Liga Super Indonesia 2014. Sepak terjang Persib di Piala Presiden juga sangat cemerlang. Oleh karena itu, Suwanto berharap tim pelatih menyiapkan skema terbaik.
"Kami akan siapkan diri dengan baik. Sebagai tuan rumah, kami tidak mau hanya dapat hasil imbang. Kemenangan menjadi target utama di leg pertama nanti," ucap Suwanto.
Terkait ada enam pemain Persib yang tidak bisa diturunkan di leg pertama semifinal nanti, Suwanto tetap menilai Persib tim yang berbahaya.
"Tanpa full tim, Persib tetap berbahaya, karena mereka punya banyak pemain pengganti yang kualitasnya sama bagusnya. Jadi kami memang harus tetap waspada dan jangan anggap remeh Persib," terang Suwanto.
Terkait diberikannya kebebasan memilih 10 wasit oleh Mahaka Sports and Entertainment, Suwanto menilai itu sebagai suatu terobosan yang bagus. Pasalnya kinerja wasit nasional masih kurang baik.
"Klub-klub kita kerap mengeluhkan kinerja wasit. Dengan aturan ini, akan memotivasi wasit lain agar bekerja dengan profesional. Jika mereka ingin berprestasi dan jasanya terus dipakai, maka wasit-wasit akan bekerja dengan adil. Saya mendukung cara yang dilakukan Mahaka," papar Suwanto.