News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Roberto Mancini Coba Ubah Formasi Hasilnya Imbang Lawan Sampdoria

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Roberto Mancini

TRIBUNNEWS.COM, MILAN - Inter meraih hasil imbang 1-1 di kandang Sampdoria pada Minggu (4/10).

Perubahan sistem yang diterapkan pelatih Roberto Mancini membuahkan satu poin bagi I Nerazzurri (Hitam-Biru).

Menjelang laga melawan Sampdoria, Mancini dihujani kritik akibat penerapan sistemnya berbuah kekalahan telak dari Fiorentina pekan lalu (1-4).

Ketika itu, sang arsitek memakai pola 3-5-2 sebagai pedoman sebelas awal. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan penerapan sistem itu di atas kertas.

Cuma, Mancini disorot akibat penempatan pemain yang dianggap tidak lazim. Bek sayap Davide Santon dipasang menjadi salah satu dari tiga bek tengah.

Keputusan yang lebih memancing perdebatan ialah penempatan Ivan Perisic sebagai sayap kanan.

Dalam sistem 3-5-2, seorang winger berperan dobel, naik-turun membantu serangan dan pertahanan.

Pemain Kroasia itu dinilai tak cocok mengemban tugas defensif.

“Perisic secara alamiah adalah seorang gelandang. Dia beradaptasi dan mampu bermain sangat bagus sebagai gelandang serang atau penyerang sayap kiri jika tim bermain dengan pola 4-2-3-1 dan 4-3-3,” ujar legenda Kroasia, Zvonimir Boban, seperti dilansir situs FC Inter 1908.

“Buat apa Inter membeli Perisic jika ia bermain sebagai wingback dan tidak di posisi terbaiknya?” kata eks jagoan Milan itu.

Mancini berdalih Perisic bisa dimainkan di berbagai posisi. Hal serupa ditekankan Wakil Presiden Inter, Javier Zanetti.

“Perisic pemain fleksibel yang bisa tampil di beberapa posisi. Dia akan membantu meningkatkan kualitas tim,” katanya kepada Mediaset Premium.

Skema Baru

Ketika meledak bersama Wolfsburg musim lalu, Perisic tampil 21 kali sebagai starter. Dalam porsi bermain itu, ia hanya melakoni dua peran, yakni sebagai gelandang serang di sisi kanan (10 partai) dan kiri (11).

Entah karena terpengaruh kritik tersebut, Mancini mengembalikan Perisic ke posisi ideal sebagai penyokong striker, bukan winger lagi.

Saat bertandang ke Sampdoria, Mancini memasang 4-3-2-1 sebagai pakem sebelas awal. Orang Italia menyebut formasi itu l’albero di Natale alias skema pohon Natal.

Perisic dipasang sebagai penyerang lubang bersama Rodrigo Palacio. Dalam praktiknya, formasi itu fleksibel. Bisa berubah menjadi 4-3-1-2 dengan Perisic dan Palacio bergantian maju menemani Icardi.

Dengan skema tersebut, Inter kebobolan lebih dulu melalui sodokan jarak dekat Luis Muriel (menit ke-51).

Mancini lantas merespons keadaan. Masuknya Jonathan Biabiany menggantikan Geoffrey Kondogbia (63’) mengubah formasi Inter lagi menjadi 4-2-3-1.

Posisi Perisic pun kembali ke tempat ideal seperti yang dikatakan Boban, yakni gelandang serang kiri. Ia bersama Palacio dan Biabiany menyokong Icardi di depan.

Hasilnya, Perisic menyelamatkan I Nerazzurri dari kekalahan lewat gol perdananya sejak bergabung dengan Inter.

Ia membelokkan umpan Icardi masuk ke gawang musuh dengan sodokan akurat (76’).

“Perisic? Dia tampil bagus dan melakukan apa yang seharusnya dia lakukan,” ucap Mancini setelah pertandingan.

Penulis: Beri Bagja/Harian Bola

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini