Laporan Wartawan Tribunnews.com, Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA - Rumah selalu tempat kembali pulang, begitu Raúl González mengenang saat bermain menjadi penggedor jala lawan andalan di Real Madrid.
Pernah dielu-elukan sebagai pangeran Bernabéu, pada akhirnya ia harus mengembara ke New York Cosmos dan menyudahi kariernya di North American Soccer League (NASL) yang akan berakhir musim November nanti.
"Aku ingin bekerja untuk Real Madrid, satu hari ketika aku kembali ke Spanyol. Inilah rumahku, tempat aku belajar dan mendapat banyak teman," ucap pemain ikonik bernomor punggung 7 itu.
Raúl tak bertepuk sebelah tangan. Presiden Florentino Perez membuat masa depan si anak hilang semakin terang, Real Madrid selalu membuka pintunya lebar-lebar bagi mantan kapten Los Blancos itu.
Setidaknya, janji Florentino terucap setahun lalu ketika menemui perwakilan klub. "Raúl ingin kembali ke Real Madrid. Dia adalah legenda di sini dan ini adalah rumahnya," kata dia.
Muncul pertanyaan, di pos mana ia akan ditempatkan. Kemungkinan itu banyak, karena Raúl bisa saja mengepalai dirketur sepak bola dengan memulai karier kepelatihan untuk usia muda, atau menjadi duta klub.
Raúl menghabiskan karier sepak bola selama 21 tahun yang membawanya sebagai legenda El Real. Ia pernah bermain di Schalke, Al Sadd, sebelum bermain di New York Cosmos.
Ia tak kerasan merumpun di Al Sadd, Qatar, karena tak memiliki sejarah sepak bola yang kuat. Atmosfer stadion yang pernah tanpa penonton sempat membuat dia geleng-geleng kepala.
"Di Qatar ada stadion yang tanpa penonton. Atmosfer di New York justru membuat saya merasa seperti kembali bermain di Santiago Bernabeu," cerita Raúl saat mengomentari Xavi Hernandez akan merumput di Al Sadd. (Marca)