Anju Christian/Kompas.com
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Agum Gumelar menyatakan sanksi yang diberikan FIFA kepada Indonesia bisa berlangsung menahun.
Hal itu diucapkan Agum setelah mewakili PSSI dalam pertemuan dengan rombongan FIFA dan AFC di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (2/11/2015).
Kedatangan FIFA bertujuan untuk membahas sanksi untuk Indonesia yang berlangsung sejak 30 Mei 2015. Mereka ingin mendengar penjelasan dari stakeholder sepak bola Indonesia, dalam hal ini PSSI dan pemerintah.
"FIFA meminta pemerintah untuk mencabut pembekuan PSSI secepat mungkin. Kalau ada perbaikan dan langkah yang lebih baik, FIFA siap membantu," kata Agum setelah pertemuan.
Agum menjelaskan, FIFA turut memaparkan tahapan pembahasan sanksi untuk Indonesia. Hingga kini, sanksi untuk Indonesia masih diputuskan oleh Komite Eksekutif FIFA.
"Mereka memberikan sanksi melalui pertemuan antara Komite Eksekutif. Jadi, sanksi bisa dicabut dengan menggelar pertemuan Komite Eksekutif secara darurat," tutur Agum.
"Jika tidak ada solusi dari pemerintah, hasil pertemuan ini akan diteruskan pada Kongres FIFA pada 26 Februari 2016. Sanksi baru bisa dicabut pada Kongres FIFA selanjutnya. Jadi, sanksi untuk Indonesia bisa berlangsung menahun," katanya.
Dalam pertemuan ini, FIFA diwakili oleh Kohzo Tashima dan HRH Prince Abdullah, sedangkan AFC menyertakan Mariano Araneta, James Johnson, Sanjeevan, dan John Windsor. Di sisi lain, PSSI mengirimkan Agum Gumelar, La Nyalla Mattalitti, Hinca Panjaitan, dan Djamal Aziz.
Rombongan FIFA dan AFC keluar dari Kantor PSSI sekitar pukul 12.00 WIB. Mereka langsung bertolak ke Istana Negara untuk menemui Presiden Joko Widodo dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.