TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan Koordinator Timnas PSSI, Bob Hippy mengatakan, untuk menyelesaikan konflik sepak bola saat ini adalah segera digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattaliti mundur.
"PSSI harus mengerti, Presiden Joko Widodo sudah mengatakan penyelesaian konflik mungkin digelar tahun depan, karena FIFA akan rapat untuk membentuk pengurus baru di Desember ini. Jadi seharusnya PSSI yang sudah dibekukan bersiap untuk pembentukan pengurus baru. Akan baik lagi jika La Nyalla mundur. Jadi proses pembenahan bisa berjalan baik. Nama La Nyalla pun akan lebih bagus," kata Bob kepada Harian Super Ball.
Bob menerangkann, harapanya La Nyalla mundur, karena kepengurusan PSSI sekarang tidak dibentuk dengan jalan yang benar.
Banyak kepentingan dalam proses pemilihan dan kinerjanya. Itulah yang membuat pemerintah (Menpora) melakukan pembekuan.
"Pengurus klub sepak bola dan pengurus PSSI di 33 provinsi adalah orang-orangnya PSSI di pusat juga. Pimpinan-pimpinan PSSI yang memiliki klub, sehingga sulit menciptakan klub yang sehat. Akibatnya hak siar yang semestinya diperuntukkan ke klub tidak bisa dilakukan. Uang hak siar hanya digunakan untuk para pimpinan PSSI pusat saja. Walhasil banyak klub yang tidak membayar gaji pemain," terang Bob.
Banyaknya kepentingan orang-orang PSSI di pusat yang membuat klub tidak bisa independen dan berkualitas.
"Seharusnya klub itu diurus oleh orang-orang independen agar bisa lebih profesional dan memiliki stadion sendiri. Mereka pun bisa mengelola tim dengan benar dan tidak ada lagi cerita klub berutang ke pemain," ujar Bob.
Untuk menciptakan itu, Bob berujar, pemerintah harus membersihkan kepengurusan PSSI di daerah dan pusat dari orang-orang lama yang dianggapnya tidak benar dan mendahulukan kepentingan kelompoknya.
"Sebelum digelar KLB, pemerintah harus membersihkan orang-orang tidak benar dari kepengurusan PSSI di daerah dan pusat. Sehingga jalannya KLB bisa menghasilkan kepengurusan dari orang-orang yang benar baru. Dengan begitu, PSSI benar-benar bekerja dengan maksimal dengan melepaskan diri dari pengaruh orang-orang lama di PSSI," ujar Bob.
Bob menambahkan, masyarakat termasuk para pelaku sepak bola harus bersabar, karena pemerintah sedang berusaha membenahi dan memperbaiki sepak bola tanah air.
"Kalau pembenahan melibatkan orang-orang PSSI sekarang hasilny akan sama. Kompetisi pasti akan tetap tidak fair dan merugikan klub. Jadi untuk menciptakan sepak bola nasional yang bersih memang harus dibentuk oleh pengurus PSSI dari orang baru. Jadi memang harus digelar KLB," tambah Bob.
Soal FIFA yang merekomendasikan membentuk tim ad hoc yang melibatkan PSSI, menurut Bob tidak perlu didengarkan.
Pasalnya FIFA sendiri sudah kotor. Beberapa pejabatnya ditangkap karena diduga melakukan korupsi dan kong kalikong untuk kepentingan pribadi.
"Seharusnya FIFA tahu diri dengan keadaannya. Bagaimana bisa FIFA bisa membantu membersihkan PSSI, sementara di dalam tubuh organisasinya saja masih kotor. Dari tahun 200-an, FIFA sudah kotor. Bagaimana mungkina FIFA yang kotor bisa membantu menyelesaikan konflik PSSI yang juga diisi oleh orang-orang kotor. Oleh karena itu pemerintah menunggu kepengurusan FIFA yang baru," jelas Bob.