TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Manajer Persibo Bojonegoro, Nur Yahya mengatakan, pihaknya gagal menggelar pertandingan Trofeo dalam rangka memperingati hari jadi Kota Bojonegoro yang jatuh pada 15 November 2015.
"Sebelumnya kami ada gawean dengan menggelar trofeo dalam rangka memperingati hari jadi Kota Bojonegoro dengan bertanding bersama Persinga Ngawi dan Persatu Tuban. Tetapi pertandingan itu terpaksa ditunda, karena Ngawi dan Tuban menunggu selesainya penyelenggaraan Pilkada," kata Nur kepada Nur kepada Harian Super Ball.
Nur menerangkan, dua klub Divisi Utama itu sebenarnya sudah bersedia dalam pertandingan trofeo tersebut. Oleh karena itu, Nur akan menjadwalkan kembali pertandingan itu.
"Memang tidak mudah menggelar trofeo di saat Pilkada. Maka, kami akan menjadwal ulang trofeo itu," terang Nur.
Menurut Nur, pertandingan segitiga itu bisa bermanfaat untuk mengisi waktu di saat tidak ada kompetisi.
"Saat ini seluruh tim Divisi Utama menganggur. Maka pertandingan ini bisa membantu mengisi kekosongan waktu. Sehingga tim bisa tetap beraktivitas. Pemain pun masih tetap bisa merasakan atomesfer pertandingan," ujar Nur.
Tim Persibo, ucap Nur, tetap siap melakukan pertandingan kapanpun, karena selama ini ini masih melakukan latihan dua kali dalam seminggu.
"Tim kami dibentuk dalam rangka menyiapkan turnamen yang kabarnya akan digelar pasca Piala Kemerdekaan. Tetapi ternyata turnamen itu tidak ada. Jadi mau tidak mau kami harus tetap menjaga semangat pemain dengan tetap berlatih," ucap Nur.
Nur juga agak kecewa dengan tidak diikutkan di Piala Presiden, karena sebelumnya Tim Transisi sudah berjanji bakal mengikutsertakan Persibo dalam turnamen berikutnya.
Namun kenyataannya, hanya klub Liga Super Indonesia (LSI) yang ternyata diikutkan di Piala Jenderal Sudirman.
"Agak kecewa memang tidak diikutkan di turnamen itu. Tetapi kalau dilihat pesertnaya hanya tim LSI dan digelar oleh Mabes TNI, kami bisa menyadarinya dan bisa memakluminya," tutur Nur.
Meski demikian, Nur kecewa dan mengkritik Mahaka Sports and Entertainment yang tidak mengikutkan Persebaya 1927, tetapi malah mengajak Surabaya United.
"Siapa yang tidak tahu nama besar Persebaya 1927? Persebaya 1927 itu kan tim besar dengan historis prestasi yang sudah tidak diragukan. Tetapi kenapa justru Surabaya United yang diikutkan. Padahal Surabaya United kan masih bermasalah dan sempat walkout pada turnamen sebelumnya," jelas Nur.