TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyebutkan adanya indikasi match fixing alias pengaturan skor pada ajang Piala Jenderal Sudirman.
Itu setelah federasi yang tengah dibekukan oleh pemerintah tersebut mencermati pelaksanaannya.
Hal tersebut diungkapkan oleh anggota Komite Etik PSSI, Haryo Yuniarto, melalui siaran pers dari situs resmi PSSI yang dikutip di Jakarta, Sabtu (28/11/2015).
Untuk kepentingan pembuktian dugaan tersebut, PSSI akan mengambil sikap berkomunikasi dengan pihak TNI dan panitia.
"PSSI secara resmi akan mengirimkan surat sekaligus berkoordinasi dengan Panglima TNI dan ketua panitia penyelenggara turnamen Piala Jenderal Sudirman," kata Haryo.
Dia mengatakan upaya tersebut dilakukan oleh PSSI untuk menjaga sportivitas penyelenggaraan turnamen tersebut yang turut membawa nama TNI.
"Ketua Umum PSSI telah menugaskan Sekjen PSSI Azwan Karim serta jajaran pengurus yang terkait dengan pertandingan bersama Komite Etik PSSI untuk membantu Panglima TNI dan panitia membersihkan oknum-oknum yang diduga terlibat dalam pengaturan pertandingan untuk kepentingan pihak ketiga," kata Haryo.
Salah satu upaya yang akan dilakukan oleh PSSI adalah membentuk tim sebagai tindak lanjut terhadap dugaan pengaturan skor tersebut.
"Apakah tim tersebut nantinya akan melibatkan kepolisian, sepenuhnya tergantung dari hasil koordinasi PSSI, Panglima TNI dan panitia penyelenggara dalam waktu dekat," kata Haryo.
PSSI tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai pihak-pihak yang diduga terlibat dalam pengaturan skor tersebut.
Pergelaran turnamen Piala Jenderal Sudirman sudah hampir menyelesaikan babak kualifikasi grup.
Beberapa tim sudah ada yang memastikan lolos ke babak delapan besar, yakni Arema Cronus dan Persija Jakarta dari Grup A, Persipura Jayapura dan Mitra Kukar di Grup B serta PS TNI yang kini memimpin Grup C, didampingi Pusamania Borneo FC dan Surabaya United.