TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Sepak bola Korea Selatan bisa dibilang merupakan wajah terkuat Asia untuk bersaing dengan Eropa.
Bukan hanya karena timnas Negeri Ginseng pernah melaju hingga semifinal pada Piala Dunia 2002, beberapa pemainnya juga mampu meninggalkan jejak manis di Benua Eropa.
Bahkan Liga Inggris, yang kerap menjadi neraka bagi pemain Asia, relatif bisa ditaklukkan. Park Ji-sung bergelimang prestasi bersama Man. United dan menjadi pemain Asia pertama yang pernah ditunjuk sebagai kapten tim Setan Merah.
Ki Sung-Yeung merupakan pilar andalan Swansea. Son Heung-min tengah menjadi idola di Tottenham Hotspur.
Namun, sepak bola domestik Korea Selatan justru tidak indah. K-League alias Liga Profesional Korea Selatan misalnya, kerap diguncang skandal memalukan terkait pengaturan skor seperti yang terjadi baru-baru ini.
Kejaksaan Distrik Busan disebut telah menahan dua ofi sial pertandingan atas dugaan menerima suap dari mantan Presiden Gyeongnam, Ahn Jongbok.
Ahn sendiri sudah lebih dulu ditahan bulan lalu akibat kasus korupsi serta penggelapan, sementara Gyeongnam terdegradasi dari divisi teratas musim lalu.
Sejumlah media lokal menyebut kedua wasit yang sudah ditahan itu menerima uang puluhan ribu dolar sebagai imbalan keberpihakan terhadap Gyeongnam.
Ditahannya dua perangkat pertandingan sampai membuat Presiden K-League, Kwon Oh-gap, menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada penggemar sepak bola di negerinya.
"Kami telah membuat suporter kecewa. Kami saat ini tengah bekerja sama sepenuhnya dengan pihak kejaksaan untuk menjernihkan segala kecurigaan. Selain itu, kami sudah menjatuhkan sanksi larangan memimpin pertandingan kepada dua wasit yang tengah dalam penyelidikan," kata Kwon, seperti dilansir Goal.
Ini bukan kali pertama sepak bola Korea Selatan diguncang skandal sejenis. Pada 2011, sekitar 50 pemain ditahan terkait investigasi kasus pengaturan skor dalam 21 pertandingan di berbagai ajang. Kebobrokan sepak bola saat ini membuat pemerintah nyaris menghentikan kompetisi.
Kubu Gyeongnam sendiri memilih tidak berkomentar atas kasus tersebut, sementara pejabat dari Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) cuma berkata: "Sebagaimana yang sudah disampaikan dalam pernyataan resmi K-League, kami akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini."
Penulis: Andrew Sihombing/Tabloid Bola