TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Setelah Makan Konate dan Vladimir Vujovic, kini giliran Firman Utina (33) yang mengaku kemungkinan besar tidak akan memperkuat Persib Bandung lagi, termasuk pada laga Perisai Cup lawan PSMS Medan, 26 dan 30 Desember 2015.
Terungkap, keputusan Firman mundur dari Maung Bandung ialah karena ada beberapa pasal di dalam kontrak penawaran PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) yang cukup mengganjal perasaannya.
"Saya memang tidak tanda tangan kontrak sejak turnamen Piala Jenderal Sudirman karena ada pasal-pasal memberatkan yang ditawarkan oleh manajemen PT PBB," ujarnya.
"Kalau saya harus buka, berarti mengeksploitasi kinerja yang tidak bagus bagi Persib itu sendiri. Saya berteriak sana-sini juga takut karena Persib sudah tiga tahun menjadi tim yang saya bela dan saya tak ingin ikatan kami berakhir dengan tidak nyaman," ujarnya.
Firman mengatakan bahwa salah satu pasal yang memberatkan tersebut adalah pemain dilarang mengemukakan pendapat kepada publik, media massa, dan media sosial jika ada permasalahan dengan manajemen.
"Kalau masalah nilai kontrak, saya tidak ada masalah, tetapi pasal-pasal itu yang memberatkan sehingga saya tidak tanda tangan kontrak. Jadi, selama turnamen Piala Jenderal Sudirman, saya aspirasikan saja karena hubungan emosional yang sudah sangat dekat dengan Pak Haji Umuh dan teman-teman di Persib," ujarnya.
Firman awalnya sangat berharap bisa menutup karier bermain bersama Maung Bandung. Namun, ia ternyata harus meninggalkan Persib saat ini.
"Ya saya pikir Persib pelabuhan terakhir saya di persepakbolaan, tetapi ternyata saya harus mengundurkan diri dulu pada saat teman-teman yang lain sudah ikat kontrak," ujarnya.
Kontrak yang ditawarkan PT PBB saat itu, lanjut Firman, hanya berdurasi tiga bulan. Namun, pasal-pasal yang tertuang menyebabkannya seolah dikontrak selama empat tahun.
Firman mengaku sempat meminta kepada PT PBB untuk mengubah pasal memberatkan tersebut. Namun, permintaan itu tidak digubris oleh pihak manajemen.
"Saya sudah sampaikan di depan pemain dan Pak Kuswara (Komisaris PT PBB) agar mengganti dua helai saja. Namun, setelah pertandingan kedua, kontrak yang ditawarkan tak berubah. Ini berarti aspirasi pemain tidak tersalurkan," kata Firman.
Oleh karena itu, ia dengan terpaksa tidak melakukan tanda tangan kontrak. Mengenai pemain lain yang menandatangani kontrak, pemain bernomor punggung 15 itu tidak mempermasalahkannya karena itu hak masing-masing.
"Namun, saya sarankan kepada mereka jangan takut bicara kalau benar karena kita punya organisasi APPI yang mendukung pemain," ujarnya.