TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Presiden PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti menegaskan kembali sikapnya untuk memerangi segala upaya yang merusak persepakbolaan nasional, misalnya pengaturan skor, Ia bahkan bersumpah, selama memimpin PSSI, akan melibas habis mafia sepakbola.
"Jangan ada lagi yang bermain-main. Jadi, saya ingatkan sekali lagi, silahkan bertaubat nasuha dan jangan ulangi lagi kelakuan lama," tegas La Nyalla Mahmud Mattalitti, Kamis (10/12).
Presiden PSSI 2015-2019 ini berapi-api menegaskan komitmennya saat menanggapi kicauan sebagian suporter sepakbola yang mengkhawatirkan sikap lemah otoritas sepakbola nasional terkait dengan dugaan masih adanya pengaturan skor sekaligus mafia di sepakbola.
Perhatian pecinta sepakbola nasional terarah pada babak perempat-final turnamen Piala Jenderal Sudirman yang dimulai Sabtu (12/12).
Kendati bukan digagas oleh PSSI, namun seluruh perangkat pertandingannya dari PT Liga Indonesia yang berada dibawah naungan PSSI. Oleh karena itu La Nyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi kepedulian pencinta sepakbola nasional.
Sehubungan dengan dugaan masih adanya oknum yang bermain-main dengan pengaturan skor, La Nyalla Mahmud Mattalitti menegaskan bahwa dirinya sudah mendapatkan identitas atau data sebagian dari mereka, diantaranya disampaikan oleh Bambang Suryo, yang diindikasikan pernah terlibat dalam pengaturan skor.
"Bambang Suryo sudah buka kartu ke saya, termasuk klub-klub yang sudah biasa mengatur skor pertandingannya," tegas La Nyalla.
"Jadi jangan main-main. Saya ingatkan sekali lagi, jangan main-main ya, saya akan libas mafia bola yang selama ini berlindung di PSSI, terutama orang-orang lama yang sudah bercokol di sepakbola," Nyalla memperingatkan.
"Saya tahu mafia bola ada di PSSI tetapi bukan zamannya saya terpilih menjadi presiden PSSI. Yang lalu biarlah berlalu. Yang penting pada saat saya memim[in PSSI jangan ada lagi yang bermain-main. Sumpah demi Allah saya libas mereka."
"Saya tidak peduli siapa mereka, tetapi jika ada yang main-main saya akan tindak sendiri dengan cara saya," Nyalla menegaskan.
La Nyalla juga menyatakan, bahwa dirinya akan terus berjuang menegakkan kebenaran, meskipun ia kerap dituding sebagai preman.
"Saya nggak ngurus (pedulikan) kalau dikatai preman, memang saya aslinya preman. Terus kalau saya menegakkan kebenaran memangnya salah?" kata La Nyalla Mattalitti
Ketegasan La Nyalla Mattalitti dalam memerangi mafia sepakbola, untuk sekaligus menciptakan persepakbolaan tanah air yang bersih, agar makin menumbuhkan kebanggaan masyarakat pada atas PSSI, tentunya patut didukung.
Sejak terpilih sebagai Presiden PSSI 2015-2019 melalui KLB 18 April 2015 di hotel JW Marriot, Surabaya, La Nyalla Mahmud Mattalitti tetap mendapat dukungan dan legitimasi penuh dari FIFA meski secara organisasi PSSI resmi dibekukan oleh FIFA sejak medio Mei 2015 menyusul sanksi administratif yang diberikan oleh pemerintah dan pembentukan tim transisi yang menganeksasi kewenangan otoritas sepakbola nasional.
FIFA sudah membentuk tim ad-hoc untuk penyelesaian dari perseteruan yang diciptakan oleh pemerintah ini, akan tetapi pemerintah menolak menempatkan wakilnya. tb