TRIBUNNEWS.COM, SEVILLA - Gelandang Sevilla, Steven Nzonzi (27), meyakini kalau nama dia sudah bersih setelah sempat tercemar akibat tuduhan menganiaya istri.
Masalah itu bermula dari perkataan sang istri yang menganggap Nzonzi sebagai ayah tidak berguna.
Pengadilan mendengar laporan kalau di pergelangan tangan Lynda, istri dari Nzonzi, terdapat bekas luka berwarna merah.
Hal tersebut dikarenakan Nzonzi ingin merebut telepon dari Lynda yang mencoba menghubungi ibunya untuk mengeluhkan kelakukan Nzonzi.
Insiden tersebut terjadi pada Mei 2015 lalu. Akan tetapi, Nzonzi membantah dan berkata dia hanya ingin meraih pergelangan tangan Lynda untuk menenangkan sang istri.
Lynda tampaknya tidak mampu memberikan bukti yang kuat dan pengadilan memutuskan agar pasangan tersebut bercerai. Mereka pun kini sudah melakukannya.
Jaksa persidangan, Simon Power, mengatakan pasangan itu berkelahi di depan bayi mereka, Ayden, yang saat kejadian itu masih berusia empat bulan.
Nzonzi pun akhirnya angkat bicara seputar kejadian tersebut.
"Lynda mengatakan Ayden tidak punya ayah dan ayahnya tidak berguna. Dia memastikan saya untuk mendengarnya agar menyakiti perasaan saya," ujar eks pemain Stoke City itu dalam laman Mirror, Rabu (23/12/2015).
"Saya bertinggi 1,90 meter dengan berat 90 kilogram. (Saya) Seorang pria berukuran besar dan kuat, tetapi saya tidak pernah melakukan kekerasan terhadap dirinya. Saya hanya mencoba untuk menggenggam pergelangan tangannya untuk mendapatkan telepon itu," ucapnya lagi.
Hakim ketua, Sara Pochin, mengatakan bahwa Nyonya Nzonzi tidak menghadiri pengadilan dan inkonsistensi dalam klaim atas luka-lukanya.
Setelah kasus tersebut, Nzonzi mengatakan, "Saya senang semua telah selesai. Saya yakin nama saya bersih."
Selama berkarier di sepak bola, Nzonzi telah mencicipi kerasnya persaingan Premier League. Selain membela Blackburn Rovers (2009-2012) dalam 96 laga dengan torehan 5 gol, dia juga pernah memperkuat Stoke City (2012-2015) dalam 120 pertandingan dengan melesakkan 7 gol.