TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Jelang tutup tahun 2015, Stadion R Maladi Sriwedari, Solo, siap sajikan duel tiga genarasi klub sepak bola wanita di tanah air, Minggu (27/12).
Selain Putri Mataram, dan Putri Kediri yang sudah mencoba unjuk gigi, bersiap dijamu klub debutan Putri Surakarta.
Bukan menjadi rahasia, Putri Mataram merupakan salah satu pioneer klub sepak bola wanita yang berjaya di era 70’an. Sementara Putri Kediri yang muncul lima tahun terakhir, setelah menjadi tuan rumah Piala Budhe Karwo, perlahan mencoba mengikuti lebih eksis.
Momen ini coba dimanfaatkan Putri Kediri untuk melihat perkembangan anak didik.” "Saat mendengar mendapat kabar akan bergulir Bengawan Cup 2015, kami secara serius mempersiapkan diri. Menu latihan seminggu dua kali, intensitasnya coba kami tambah,” ujar Lukman, Pelatih Putri Kediri, Semalam.
Sementara Putri Surakarta, yang baru menjadikan ajang ini sebagai pijakan awal, tidak ketinggalan dengan klub-klub seniornya, secara serius langsung melakukan persiapan rutin.
Seperti disampaikan Reni, Pelatih Putri Surakarta, pihaknya mencoba fokus di internal tim. Pihaknya sadar calon lawan bukan tim biasa, terlebih lagi Putri Mataram, yang sudah puluhan tahun sudah menjadi bagian dari sepak bola Indonesia.
Ajang ini juga menjadi sarana launcing komunitas sepak bola wanita yang berdiri di bawah payung Putri Surakarta. “Bukan lawan yang mudah. Tapi saya melihat semangat adik-adik bagus, jadi kita lihat nanti,” ujar Reny, eks pilar Putri Mataram, yang tercatat juga menjabat Dosen di salah satu perguruan tinggi di Solo.
Sebelumnya, turnamen ini dijadwalkan melibatkan empat klub, satu klub ibu kota sebelum sudah mengkonfirmasi akan ikut ambil bagian. Tapi karena terkendala libur akhir tahun, akhir menunda hadir dalam tutup tahun sepak bola Indonesia ini.