TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Sebuah pesan singkat atau sms beredar di anggota pemilik suara (voter) PSSI.
SMS yang dikirim dari nomor yang tidak dikenal itu menyoal keprihatinan sepakbola Indonesia akibat kepengurusan PSSI yang tidak diakui pemerintah.
Dan sebagai solusi, La Nyalla Mattalitti diharapkan mundur sebagai Presiden PSSI 2015-2019.
SMS sejenis dengan isi yang sama, sebelumnya sudah pernah beredar di kalangan voter PSSI di medio Agustus 2015 silam, atau empat bulan sejak Menpora membekukan PSSI.
Namun sama sekali tidak digubris dan tidak mendapat respon apapun dari kalangan voter PSSI.
SMS tersebut juga menyatakan bahwa jika La Nyalla Mattalitti mundur dari ketua umum PSSI, pembekuan Menpora akan dicabut dan otomatis sepakbola Indonesia akan diakui kembali oleh FIFA. Sehingga Indonesia kembali bisa aktif di kancah internasional.
Menanggapi beredarnya SMS gelap tersebut, mantan anggota Komite Etika FIFA, Dali Tahir langsung menyatakan bahwa pengirimnya belum mengerti bagaimana FIFA bekerja.
“Pengirimnya gak kenal FIFA… hehehe,” kata Dali sambil terkekeh, Selasa (12/1).
Diungkapkan Dali, sudah jelas di semua surat-surat FIFA, bahwa FIFA mengakui Kongres 18 April 2015 di Surabaya yang memilih Exco PSSI yang sekarang (termasuk La Nyalla sebagai ketua umum, red) itu sah. Dan diakui oleh FIFA dan AFC.
Sudah jelas juga bahwa suspension yang dijatuhkan ke Indonesia karena terjadi pelanggaran statuta, sama dengan yang terjadi di Kuwait sekarang.
“Lho terus dibilang di SMS itu, kalau La Nyalla mundur, maka suspension FIFA otomatis dicabut. Teori dari mana itu? Justru sekarang ini FIFA sedang melihat apakah pemerintah Indonesia konsisten dengan pernyataannya bahwa sepakbola Indonesia harus ditata lebih baik? Karena FIFA telah memberi jalan keluar agar pemerintah bisa menyampaikan semua gagasannya tentang penataan sepakbola melalui komite reformasi PSSI yang diketuai Pak Agum Gumelar itu. Nyatanya sampai sekarang pemerintah belum bergabung? Lantas maunya apa?,” tanya Dali.
Kalau maunya kudeta kepengurusan yang sah, ya siap-siap saja akan dicatat oleh sejarah bahwa pemerintah yang membunuh sepakbola Indonesia. Karena pasti, seribu persen di kongres FIFA Februari nanti, sanksi atas Indonesia akan diperpanjang, dan statusnya diputus di Kongres. Artinya, baru akan ditinjau atau bisa dicabut di kongres berikutnya.
“Jadi semua jargon bahwa sepakbola harus lebih baik, tata kelola lebih baik, semua bohong aja, kan intinya mau kudeta kan, ambil alih dan diganti sama orang-orang yang disenangi pemerintah. Kan itu,” tukasnya.
Ditambahkan Dali, kalau mau fair, tunjukkan salah La Nyalla apa di sepakbola? La Nyalla kan belum bekerja, baru terpilih di kongres, langsung dibekukan.
“Apakah mau menteri atau presiden yang baru dilantik langsung dikudeta dengan segudang argumentasi prestasi kerja? Pasti akan dijawab kami kan belum bekerja?,” pungkas lelaki yang pernah memimpin klub di Liga Australia ini. tb