TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Arema gagal melaju ke babak final Piala Jenderal Sudirman setelah kalah adu penalti dengan Mitra Kukar dengan skor 2-3 di leg kedua semifinal Piala Jenderal Sudirman di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Minggu (17/1/2016).
Berlaga di hadapan ribuan suporter sendiri, Arema dipaksa adu penalti setelah menyelesaikan pertandingan dengan skor 2-1.
Maka Agregat kedua tim menjadi 3-3, setelah di leg pertama, Naga Mekes, julukan Mitra Kukar menang 2-1.
Dengan demikian Mitra Kukar-lah yang berhak ke babak final. Arema harus puas mendapatkan juara 3 dan 4 bersama Pusamania Borneo FC yang juga kalah adu penalti dengan Semen Padang.
Menanggapi kekalahan itu, pelatih Arema, Joko Susilo mengakui kehebatan anak asuh Jafri Sastra.
"Mitra Kukar main lebih sabar sehingga bisa membalas satu gol di 90 menit. Berbeda dengan kami yang tidak bisa menahan emosi. Padahal kami berhasil mencetak gol lebih dulu," kata Joko kepada Harian Super Ball.
Menurut Joko, emosi yang tinggi membuat anak asuhnya tidak bisa tampil tenang, fokus, dan disiplin.
"Pemain jadi terburu-buru dalam mengolah bola. Termasuk saat mengeksekusi tendangan penalti. Jika anak-anak main lebih tenang, hasilnya pasti berbeda. Tetapi ini hasil yang memang harus kami terima," ujar Joko.
Joko tidak menyalahkan pemain, karena pemain sudah berusaha dengan keras memenangkan pertandingan. Bahkan pemain sudah tampil sesuai dengan instruksi dan semua strategi telah dijalankan dengan baik.
"Kesalahan ada di saya. Sayalah yang harus disalahkan. Pemain sudah tampil dengan maksimal. Saya sangat apresiasi semangat pemain. Hanya saja kami belum mendapatkan keberuntungan," ucap Joko.
Pasca kegagalan ini, Joko akan melaporkan hasil evaluasi tim kepada manajemen.
"Saya akan mengevaluasi tim dan hasilnya akan saya laporkan ke manajemen. Selanjutnya saya menungu petunjuk dari manajemen. Yang pasti kami akan mengambil hikmah dari kekalahan ini. Pasti ada hal-hal yang perlu diperbaiki untuk turnamen atau kompetisi berikutnya," terang Joko.
Sayangnya Joko belum bisa memastikan apakah timnya akan ikut serta di Trofeo Persija Jakarta yang rencananya akan digelar pada 7 atau 14 Februari 2016 dan Piala Gubernur Kaltim yang bakal dilaksanakan pada 6-28 Februari 2016.
"Kepastian untuk ikut dua pertandingan itu wewenang dari manajemen. Kalau manajemen meminta menyiapkan tim untuk dua pertandingan itu, saya akan langsung kerjakan. Pemain juga pasti tertarik dan siap saja jika latihan dilanjutkan," tutur Joko.
Joko menambahkan, timnya sudah memiliki modal yang bagus untuk turnamen atau pertandingan berikutnya.
"Meski gagal ke final, saya melihat tim sudah terbentuk dengan baik. Kami berhasil mendapat juara tiga di Piala Presiden. Itu menunjukan seluruh pemain telah kompak dan koordinatif. Skill individu pemain juga sangat baik. Ini perlu dipertahankan dan menjadi modal untuk agenda pertandingan lainnya," jelas Joko.