News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pelatih Asal Swedia Sampaikan Solusi Konflik Sepakbola Indonesia

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Stefan Hansson, eks pelatih Mita Kukar (baju kuning kiri), berbincang dengan Manajer Sriwijaya FC (kiri) muncul di tengah-tengah pertandingan uji coba Sriwijaya FC versus PS Pertamina, Senin (18/1/2016) di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang. Kehadiran Stefan Hansson, sempat membuat kaget para pemain Laskar Wong Kito dan jajaran manajemen SFC yang hadir di GSJ.

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Sosok asing muncul di tengah-tengah pertandingan uji coba Sriwijaya FC versus PS Pertamina, Senin (18/1) di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.

Kehadiran Stefan Hansson, eks pelatih Mita Kukar memang sempat membuat kaget para pemain Laskar Wong Kito dan jajaran manajemen SFC yang hadir di GSJ.

Pelatih asal Swedia ini begitu tiba langsung mendatangi Beny Dollo yang berada di pinggir lapangan, kemudian menghampiri Alberto Goncalves yang diakuinya sudah dikenalnya cukup dekat.

“Saya sekarang memang tinggal di Palembang, karena istri memang asli orang sini dan kami punya rumah yang tidak jauh dari bandara SMB II,” jelasnya.

 Menurutnya, dirinya kini memang tengah menganggur usai menangani salah satu klub di Liga Myanmar yakni Zeyashmemye FC.

Saat ditanya apakah tertarik untuk kembali menjadi pelatih di Indonesia, Stefan mengaku masih akan menunggu perkembangan sepakbola di tanah air.

“Turnamen tidak bagus untuk perkembangan sepakbola Indonesia, seharusnya PSSI dan pemerintah segera duduk bersama untuk membicarakan penyelesaian konflik ini secepatnya. Kalau saya ditanya apakah mau melatih lagi, tentu kalau masih sebatas turnamen rasanya tidak. Lebih baik nanti setelah kondisinya normal dan kompetisi berjalan lagi,” tegasnya.

Namun dirinya tidak menutup kemungkinan untuk melamar ke manajemen SFC dan mencoba mengembangkan sepakbola di Palembang.

“Bisa saja untuk pembinaan pemain usia dini, apalagi disini saya dengar tim SFC U21 cukup baik selama ini. Namun untuk sekarang saya masih liburan dulu, tapi kalau ada kesempatan bisa saja,” tambahnya.

Nama Stefan Hansson mulai mencuri perhatian saat Ia berhasil membawa Timnas U-23 Myanmar meraih perunggu di ajang SEA Games 2011 di Jakarta.

Pada babak penyisihan anak asuh Hansson menjadi runner-up yang memiliki poin sama dengan juara grup, padahal Myanmar waktu itu bukan dianggap sebagai tim unggulan. Puncaknya ketika perebutan medali perunggu Myanmar mengalahkan tim kuat Vietnam dengan skor telak 4-1.

Salah satu koran Swedia Dagblad pernah menyebut Hansson sebagai pelatih terbaik yang dimiliki Myanmar. Sayangnya hal ini tidak berlanjut hingga pada periode Maret 2012 Ia mengundurkan diri sebagai pelatih Timnas Myanmar karena status tidak jelas yang diembannya, sementara di sisi lain Federasi Sepakbola Myanmar sudah menunjuk pengganti dirinya.

Hansson tidak menganggur lama karena pertengahan April 2012 Hansson ditunjuk oleh manajemen tim Mitra Kukar sebagai pelatih kepala menghadapi putaran kedua ISL 2011/12.

Hal ini juga tak lain karena pengalaman yang dimiliki Hansson bersama Timnas Myanmar sebagai pelatih maupun direktur teknik. (HARYANTO)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini