TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Kiper Tim Nasional Indonesia U-23 di Asean Games 2014 Incheon, Benny Van Breukelen mengatakan penyelenggaraan turnamen yang timbul tenggelam tanpa kepastian ini merusak performa penjaga gawang.
Penjaga gawang yang tersebar di klub profesional apalagi amatir akan kehilangan feeling jika tidak menjalani latihan dalam tiga hari.
"Yang paling vital itu feeling kiper di bawah mistarnya yang rusak. Karena dua sampai tiga hari tidak latihan di bawah mistar saja sudah hilang feelingnya," ujar Benny Van Breukelen kepada Harian Super Ball.
Pelatih kiper bernama lengkap Benyamin Van Breukelen itu mengatakan mistar menjadi hal utama untuk dikuasai penjaga gawang. Sehingga dalam menjalani latihan kiper itu idealnya selalu di bawah mistar.
"Dengan terus berlatih di bawah mistar feeling kiper itu melekat, sehingga dia sudah faham harus berdiri di posisi mana saat pertandingan," ujarnya.
Benny menjelaskan di garis membentuk kotak itu memiliki makna buat penjaga gawang. Mulai kotak enam, enam belas hingga titik putih pinalti itu jadi pegangan kiper.
Jika posisi itu belum dikuasai, kata mantan pelatih kiper Arema Indonesia itu posisi kiper menjadi tidak pas dalam menjaga gawang dari serangan lawan.
"Banyak kiper yang posisi berdirinya terlalu maju sehingga mudah terjadi gol dengan bola gantung. Itu karena posisi berdiri salah," ujarnya.