TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kelahiran klub putri Garda Siliwingi FC Sukabumi, di Sabnani Park, Serpong, Tengerang Selatan, Minggu (7/2) disambut Indonesian Women All Star (IWAS) dalam laga eksebisi yang berkesudahan 3-1.
Garda Siliwangi FC secara resmi lahir hasil kolaborasi klub futsal Garda dengan Siliwangi Football Academy di Sukabumi. Kelahiran klub ini, akan menjadi ujung tombak kampanye sepak bola wanita di tanah Pasundan.
“Kami ingin menjadi bagian dari sepak bola Indonesia, jika selama ini sepak bola hanya terpusat di kota-kota besar, kami ingin semua pihak, juga bisa melihat potensi yang ada di Sukabumi,” ungkap Dita Fatria Andarini, Kapten Garda Siliwangi FC, usai laga.
Lebih jauh dijelaskan Dita, bukan semata-mata berbicara soal sepak bola di Sukabumi, misi terpenting adalah bagaimana lewat segala jaringan yang ada, publik bisa benar-benar percaya bahwa sepak bola wanita ada.
Seakan menjadi signal positif, dalam laga perdana kemarin, yang juga dijadikan moment rilis resmi klub putri Garda Siliwangi FC, Dita CS berkesempatan merumput bersama tim IWAS, tim bermaterikan pemain Timnas putri Indonesia.
“Di luar hasil pertandingan, tentu ini akan menjadi pembangkit semangat adik-adik,” tutur sosok yang saat ini tercatat sebagai karyawan salah satu perusahaan swasta di Jakarta.
Dalam laga eksibisi ini, Dita menjadi pencetak gol penyama skor di babak pertama. Setelah sebelumnya IWAS sukses membuka keunggulan lewat pilar timnas muda Indonesia, Dhanielle Daphne.
Sedang dua gol IWA, yang mayoritas bermaterikan pemain timnas senior sepak bola dan futsal, dilesatkan oleh Qinthara dan Zahra Muzdalifah.
Dalam laga ini, Garda Siliwangi FC juga sempat menurunkan penjaga gawang Timnas, Nungki Entitisari di babak pertama.
“Bagus, selama ini sepak bola indentik dengan laki-laki. Buktinya, cewek juga bisa, cewek juga tidak takut jadi hitam. Sepak bola bukan hanya punya cowok, tapi juga punya kami,” ujar Dhanielle saat disinggung terkait kehadiran Garda Siliwingi FC.
Duel ini sendiri difasilitasi Federasi Sepak Bola Mini Indonesia (FSMI), bersamaan dengan pelaksaan partai puncak Indonesia Mini Soccer League 2015/2016.
Kendati tidak bermain di atas ukuran lapangan normal sepak bola konvensional, terlihat kedua tim bermain penuh antusias.
Sepak bola wanita Sukabumi merupakan project ketiga Kaukus Anak Gawang (KAG). Setelah 2014 merampungkan program di Jember, Jawa Timur, berlanjut 2015 menutup project kedua di Solo, Jawa Tengah dengan memunculkan Putri Surakarta.
“Kerja sama dengan semua pihak akan kami lakukan. Kami sadar tidak bisa sendiri, terima kasih FSMI untuk fasilitasnya. Kami, juga Putri Surakarta dan Garda Siliwingi FC tetap fokus di sepak bola konvensional,” sambung Wijang Kinanjar, Direktur Operasional KAG dari tempat terpisah.