TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tim sepak bola Pra PON Jatimterancam kehilangan 9-10 pemainnya yang diambil dari tim ISL.
Itu setelah keluarnya SK dari PB PON, di mana pesepakbola profesional dari klub ISL tak boleh memperkuat tim Pra PON daerah masing-masing.
Pelatih sepakbola Pra PON Jatim, Hanafing menjelaskan, keluarnya keputusan itu membuat kerugian besar bagi timnya, dan daerah lain yang juga mengambil pemain dari tim ISL.
Untuk timnya, ada sekitar 9 pemain profesional yang main, seperti dari Surabaya United, Persela Lamongan (Rendika Rama) dan PS TNI (Dimas Drajad).
"Ada regulasi yang menyatakan bahwa pemain profesional tak boleh terlibat. Buat kami, ini adalah kerugian yang besar karena tim ini pondasinya dari pemain ISL," ujarnya kepada wartawan di KONI Jatim, Rabu (10/2/2016) lalu.
Dia menguraikan, Jatim akan mempertanyakan isi SK dari PB PON itu.
Jatim akan datang dan menanyakan hal itu ketika ada technical meeting (TM) Pra PON sepakbola di Bandung pada 20 Februari nanti.
"Dengan adanya SK yang belum jelas ini, memunculkan pertanyaan yang dimaksud profesional ini yang mana," kata dia.
"Profesional dan amatir itu ditentukan dari adanya kompetisi. Tapi sekarang tak ada kompetisi, sehingga bagaimana mau dibilang profesional atau amatir."
Dia juga mengatakan, akan ada banyak tim yang tak terima dengan aturan baru itu.
Apalagi, karena Porwil sepakbola Sumatera sudah berjalan dan tim-tim menggunakan beberapa pemain dari tim ISL.
"Ini bisa buat ricuh dan banyak tim yang akan protes. Bagaimana dengan Porwil Sumatra? Sedangkan mereka saat itu bermain dengan regulasi PSSI dan saat ini di dalam SK mereka tetap disahkan," tambahnya.
Terus regulasinya ini ikut mana? Sedangkan regulasi ini baru keluar per 30 Januari 2016 ini. Itu yang akan kami tanyakan dalam TM mendatang."(Sudharma Adi/Surya)