TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Manajemen Persipura Jayapura resmi menghentikan seluruh aktivitas tim.
Mutiara Hitam, julukan Persipura, dipastikan tidak akan mengikuti segala macam turnamen yang rencananya akan digelar di bulan Februari dan Maret 2016, seperti Indonesia Super Competition (ISC), Piala Gubernur Kaltim (PGK), dan lain-lain.
"Secara resmi, mulai hari ini Persipura dihentikan segala aktivitas latihannya. Kami terpaksa melakukan ini, karena tidak ada sponsor. Dengan demikian, kami memberikan kebebasan kepada seluruh pemain untuk bergabung dengan tim lain. Kami juga sudah mengeluarkan izin kepada Immanuel Wanggai yang kabarnya akan bergabung dengan tim di Timor Leste," kata Sekretaris Umum Persipura Jayapura, Rocky Bebena kepada Harian Super Ball.
Rocky menerangkan, tim akan kembali latihan jika sudah ada kepastian digelarnya kompetisi Liga Super Indonesia (LSI).
"Kami memulai latihan pada awal Januari 2016, tetapi sampai sekarang belum ada kejelasan terkait kompetisi resmi. Kami tidak tertarik untuk ikut turnamen apapun termasuk ISC. Kalau tidak ada kompetisi resmi, kami tidak akan memulai latihan tim," terang Rocky.
Selain belum ada kejelasan digelarnya LSI akibat konflik yang belum selesai, penghentian latihan tim disebabkan tidak adanya sponsor yang didapat Persipura. Padahal dana yang dibutuhkan untuk menyiapkan tim tidak sedikit.
"Alasan utama penghentian latihan tim, karena tidak adanya sponsor. PT Freeport Indonesia hanya mengatakan secara lisan akan memberikan dana sponsor sebesar Rp 2,5 miliar. Tetapi belum jelas kapan dana itu dikucurkan. Sedangkan Bank Papua belum memberikan konfirmasi. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menyiapkan tim antara Rp 4 sampai Rp 5 miliar. Kalau tidak ada sponsor bagaimana kami bisa menutupi dana sisanya," tutur Rocky.
Rocky mengucapkan, penghentian aktiivtas tim atas pembicaraan bersama antara manajemen, pelatih, pemain, dan ofisial.
"Kami membicarakan bersama dan diputuskan bersama. Jadi keputusan ini demi kepentingan bersama. Kami kesulitan menjalankan operasional tim tanpa adanya dukungan dari sponsor. Kami juga akan mengusahakan dana untuk membayar tim selama latihan kemarin," ucap Rocky.
Rocky menjelaskan, pihaknya berharap konflik sepakbola nasional bisa segera selesai. Sehingga atomosfer sepakbola di dalam negeri kembali tumbuh.
"Tanpa adanya kejelasan penyelesaian konflik, sulit bagi kami dan klub lain untuk memulai persiapan. Perusahaan sponsor pun akan berpikir dua kali untuk memberikan dana, selama belum ada kepastian kompetisi resmi digelar. Sebenarnya yang menjadi fokus kita adalah penyelesaian konflik dalam bentuk pencabutan SK Pembekuan dari Menpora terhadap PSSI. Jangan memikirkan bagaimana caranya menggelar berbagai turnamen, karena itu bukan solusi prestasi bagi sepakbola kita. Dengan pencabutan SK Pembekuan, maka sanksi dari FIFA pun akan bisa dicabut. Kalau sudah normal, maka seluruh klub tidak akan kesulitan mendapatkan sponsor," jelas Rocky.