TRIBUNNEWS.COM - Main sepak bola bukan sekadar oper sana atau umpan sini.
Supaya permainan sepak bola jadi bagus, saat sudah di lapangan hijau seluruh pemain dituntut mampu memainkan pertandingan dengan manajemen laga.
Ada pemandangan menarik dari tiga pertandingan yang digelar pada pekan ke enam Liga Super Ball (LSB) U-16, Minggu (13/3/2016) siang, di Stadion Muda Jaya, Kota Bekasi.
Di laga pembuka antara Annisa Pratama kontra Remaja Sebelas, tersaji pertandingan yang menerapkan permainan cepat dan keras.
Alhasil, lusinan pelanggaran pun terjadi. Lima kartu kuning dikeluarkan wasit, tiga untuk Annisa Pratama, dua untuk Remaja Sebelas.
Bukan saja pelanggaran, tetapi sempat terjadi keributan kecil di antara pemain. Laga berlangsung cukup seru, karena Annisa Pratama dan Remaja Sebelas sama-sama menghasilkan satu gol.
Laga lain yang tampil dengan permainan cukup keras, yaitu Mutiara Cempaka (Arcici) lawan Buaran Putra. Para pemain usia belasan tersebut main cukup keras hingga wasit terpaksa mengeluarkan kartu kuning. Empat untuk Buaran Putra, satu untuk Mutiara Cempaka.
Di laga lainnya, Kabomania lawan Bintang Harapan, tersaji pertandingan yang begitu apik. Bukan saja karena permainan yang apik, tetapi juga sikap perilaku para pemain yang tak mudah gusar saat dilanggar.
Menurut Direktur Kompetisi Liga Super Ball Taufik Jursal Effendi, manajemen laga yang apik terlihat jelas pada laga Mutiara Cempaka lawan Buaran Putra serta Kabomania lawan Bintang Harapan.
Mengapa harus ada manajemen laga? Taufik mengungkapkan, tim-tim sekolah sepak bola (SSB) yang telah melakukan analisa pertandingan dan membuat evaluasi, dipastikan bakal mampu menjalankan manajemen laga.
"Bukan cuma umpan sana oper sini. Manajemen laga di lapangan itu bagaimana membangun serangan, baik dari bawah dan tengah lapangan. Bagaimana juga para pemain menyajikan pressing, dalam posisi bertahan maupun menyerang," kata pria yang pernah merumput bersama Persija Pusat di tahun 1978 itu.
Berita Ini Juga Dimuat di HARIAN SUPER BALL, Senin (14/3/2016)