TRIBUNNEWS.COM - Sejak memutuskan pensiun sebagai pelatih Manchester United tiga tahun yang lalu, keuntungan yang didapat Sir Alex Ferguson melalui perusahaannya terus meningkat.
Tahun lalu, pria asal Skotlandia ini mengantungi keuntungan sebesar 5.154.801 juta pound atau sekitar Rp 96,6 miliar melalui perusahaan pribadinya.
Ferguson mendapatkan keuntungan tersebut dari penjualan bukunya, tampil di depan umum, maupun ceramah umum. Perusahaan milik Ferguson, Alexander Chapman Ferguson (ACF) Sports Promotions, memiliki total aset senilai 15.023.248 pound atau sekitar Rp 281 miliar, terhitung hingga 30 Juni 2015.
Aset tersebut termasuk investasi lebih dari 13 juta pound, properti senilai 676 ribu pound, dan uang yang berada di rekening bank.
Perusahaan ini diketahui memiliki utang hampir 10 juta pound. Namun keuntungan yang didapat terbilang meningkat dibanding tahun lalu. Tahun lalu, perusahaan ini mendapatkan keuntungan 3.907.457 pound atau sekitar Rp 73,2 miliar. Artinya, ada peningkatan keuntungan lebih dari 1 juta pound selama setahun.
Ferguson saat ini menerima 2 juta pound atau sekitar Rp 37 miliar dari Manchester United untuk menjalankan pekerjaannya sebagai duta klub tersebut.
Pria 74 tahun itu hanya perlu bekerja selama 20 hari dalam setahun sebagai duta United. Selain itu, Ferguson juga menerima tawaran melakukan ceramah motivasi yang tarifnya sebesar 100 ribu pound atau sekitar Rp 1,8 miliar. Ferguson sendiri saat ini termasuk klien penting Harry Walker Agency, bersanding dengan nama-nama penting lainnya seperti Bill Clinton, Henry Kissinger, Kofi Annan, Buzz Aldrin, dan Bono.
Adapun Ferguson bersama istrinya, Cathy, masuk dalam jajaran direksi ACF Sports Promotions sejak tahun 1988. Perubahan susunan direksi berubah tahun 2012 ketika tiga putra mereka masuk dalam jajaran direksi sebagai persiapan untuk menggantikan posisi sang ayah.
Pada 29 November 2012, Jason Ferguson bersama saudara kembarnya, Darren, dan kakak pertamanya, Mark, resmi masuk dalam jajaran direksi ACF. Uang sebesar 400 ribu pound atau sekitar Rp 7,5 miliar diketahui diambil dari deviden perusahaan dan digunakan untuk membayar gaji direksi selama setahun.