TRIBUNNEWS.COM - Banyak kiper hebat dibesarkan di kota Madrid. Dari Iker Casillas ke Keylor Navas di Real Madrid, David de Gea ke Thibaut Courtouis di Atletico Madrid.
Dan tongkat estafet sekarang jatuh ke tangan kiper Atletico berusia 23 tahun, Jan Oblak.
Ketika Courtouis ditarik kembali ke Chelsea setelah tampil fenomenal dalam dua musim masa peminjaman di Atletico, banyak yang menyangka gawang tim asuhan Diego Simeone ini akan keropos.
Ketika Simeone mendatangkan Oblak dari Benfica pada Juli 2014, banyak yang bertanya-tanya siapa gerangan kiper asal Slovenia tersebut. Kesangsian menyeruak lantaran usia sang kiper relatif muda, 21 tahun saat bergabung ke Vicente Calderon. Tak perlu waktu lama, pada September ia sudah menjalani debut, dan setelah itu susah untuk digantikan lagi menjadi kiper utama.
Jika bukan Oblak yang menjadi kiper Atletico saat menghadapi gelombang serangan Bayern Muenchen pada leg pertama Liga Champions lalu, bisa jadi hasil akhir pertandingan akan berbeda.
Kiper 23 tahun ini melakukan tujuh kali penyelamatan di laga berakhir 0-1 untuk Atletico tersebut. Itu jumlah penyelamatan terbanyak Oblak dalam satu pertandingan musim ini, menyamai penampilannya ketika menang 1-0 atas Athletic Bilbao di Stadion San Mames tepat satu pekan lalu.
Saat ini Oblak mengantongi delapan laga tanpa kebobolan (cleansheet) di Liga Champions musim ini. Ia menjadi kiper Los Rojiblancos dengan cleansheet tertinggi pada satu musim di kompetisi Eropa, sepanjang sejarah.
Sebelumnya, catatan tertinggi dipegang oleh Miguel Reina --ayah dari kiper Pepe Reina-- dengan tujuh cleansheet pada musim 1973/1974.
Selain itu, Jan Oblak juga mengantongi total 33 kali cleansheet dalam 46 penampilannya di seluruh kompetisi musim ini (22 di La Liga). Total 33 cleansheet ini juga yang tertinggi di antara lima liga teratas Eropa.
Bahkan torehan tak kebobolan Oblak jauh melebihi penjaga gawang Manchester United, David De Gea, yang baru 18 kali tak dijebol dari 46 pertandingan.
Terakhir kali ia memungut bola dari gawangnya sendiri adalah pada pertandingan melawan Espanyol, 9 April, yang dimenangi dengan skor 1-3. Menjadi pertanyaan besar, akankah ia memungut bola di gawangnya saat melawan Bayern dalam leg kedua semifinal Liga Champions dini hari nanti?