TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pelatih Gresik United, Agus Yuwono menyambut baik digelarnya Kongres Tahunan PSSI yang akan digelar pada 1 Juni 2016 di Balikpapan,Kalimantan.
Namun Agus mengimbau kepada seluruh pihak agar tidak terlalu fokus padang Kongres Tahunan PSSI. Tetapi fokus pada apa yang akan dilakukan PSSI setelahnya.
"Saya tidak mempermasalahkan dari Kongres Tahunan PSSI atau Kongres Luar Biasa (KLB) yang diminta sebagian besar klub. Tetapi saya lebih fokus pada apa yang akan dikerjakan PSSI pasca Kongres Tahunan PSSI dan KLB," kata Agus kepada Harian Super Ball, kemarin.
Agus berujar, sepak bola Indonesia harus bisa lebih baik pasca kongres.
"Percuma saja digelar Kongres Tahunan PSSI atau KLB, jika sepak bola kita tidak ada perubahan apa-apa. Karena yang terpenting adalah pembenahan dari sisi teknik dan manajerial yang dilakukan PSSI. PSSI harus bisa menyelesaikan permasalah sepakbola di Tanah Air. Kalau kondisinya sama saja ya percum saja menggelar kongres," ujar Agus.
Agus tidak memperdulikan siapa yang bakal menjadi Ketua Umum PSSI baru nanti, tetapi dia justru berharap sepak bola Indonesia bisa lebih baik dengan prestasi yang membanggakan seluruh masyarakat.
"PSSI harus mereformasi diri dengan membuat kepengurusan baru yang diisi orang-orang profesional di sepak bola. PSSI harus memulai kompetisi yang fair dengan kelengkapan perangkat pertandingan yang berkualitas. Jangan ada tim yang merasa dicurangi oleh wasit. Sudah saatnya kita menciptkan kompetisi yang benar-benar adil dan profesional," tutur Agus.
Sebagai federasi sepak bola resmi di Indonesia, PSSI harus membantu perkembangan pengetahuan seluruh pelatih di Tanah Air.
"PSSI harus melakukan pemerataan pengetahuan kepada seluruh pelatih melalui jalan sharing ilmu dan pengalaman dengan pelatih-pelatih kelas dunia. Berikan kesempatan kepada seluruh pelatih untuk melakukan studi banding ke beberapa negara yang prestasi sepak bolanya sudah mendunia. Jangan hanya mengirim satu dua pelatih ke luar negeri. Tetapi ilmu dari sana tidak dishare ke pelatih lain," jelas Agus.
Pada tahun 2011, Agus pernah menyarankan kepada mantan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husein untuk melakukan kegiatan kepelatihan yang bisa menambah wawasan dan ilmu bagi seluruh pelatih di negara ini.
"Peningkatan ilmu melatih harus merata dari pelatih di daerah sampai pusat. Jangan hanya dimonopoli oleh pelatih-pelatih yang berada di pusat (Jakarta) saja. Pasalnya seluruh pelatih membutuhkan perkembangan karir dan wawasan sesuai dengan perkembangan sepakbola modern," ucap Agus.
Namun usulan iti seperti tidak didengar, akibatnya pelatih di daerah kurang berkembang.
"Peningkatan pengetahuan pelatih bisa dilakukan secara pribadi. Tetapi akan lebih baik jika PSSI membantu dengan menggelar studi banding ke negara-ngera lain. Kalau terlalu mahal, PSSI bisa mengundang satu dua pelatih dunia untuk memberikan ceramahnya di hadapan seluruh pelatih di daerah. Itu akan sangat bermanfaat. Jika pelatihnya makin maju, maka kualitas pemain di tim juga akan maju pula," terang Agus.
Jika kualitas para pelaku sepak bola makin meningkat, maka prestasi sepak bola Indonesia akan semakin membanggakan.
"PSSI harus memberikan kesempatan yang luas kepada seluruh pelatih agar bisa meningkatkan kualitas diri saat menjadi juru taktik. Kalau semuanya sudah maju, maka timnas kita pun bisa berbicara banyak di tinggak Asia Tenggara, Asia, dan internasional," tegas Agus.