TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih caretaker Persiwa Wamena, Mahmudiana mengatakan, seharusnya PSSI mengikuti keinginan sebagian besar voter dan klub untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
Pasalnya yang berhak atau menentukan digelarnya KLB adalah suara dari para voter yang didalamnya adalah klub.
"Jika KLB memang menjadi tuntutan sebagian besar klub yang ada, sebaiknya PSSI mengikutinya. Agar permasalahan di tubuh PSSI cepat selesai. Masyarakat sudah jenuh dengan konflik sepakbola di Tanah Air," kata Mahmudiana kepada Harian Super Ball,kemarin.
Mahmudiana berujar, sebaiknya pengurus PSSI saat ini jangan berusaha menghalang-halangi keinginan sebagian besar klub yang tergabung dalam Kelompok 85 untuk segera menggelar KLB.
Karena sebagian besar pelaku sepakbola di Tanah Air melihat, satu-satunya jalan pembenahan sepakbola kita dimulai dengan KLB agar bisa memilih Ketua Umum PSSI baru.
"Kita harus segera menunjuk Ketua Umum PSSI yang baru, karena Ketua Umum PSSI saat ini tersandung masalah hukum. Setelah ditunjuk Ketua Umum PSSI baru, federasi bisa membentuk kepengurusan yang baru juga. Lalu kita bisa mulai membentuk pelatih timnas dan menggelar kompetisi resmi. Masyarakat berharap kondisi sepak bola kembali normal. Jangan lagi ada niat untuk menghalangi keinginan dari seluruh pelaku sepak bola, termasuk klub," ujar Mahmudiana.
Mahmudiana mengucapkan, Ketua Umum PSSI baru harus berasal dari sosok yang bersih, profesional, dan tidak ada terikat dengan kepentingan kelompok tertentu.
"Pilihlah Ketua Umum PSSI yang memiliki misi dan visi untuk memajukan sepak bola kita. Sosoknya harus yang benar-benar mau bekerja keras dan profesional di sepak bola. Mari jadikan pencabutan sanksi dari Menpora dan FIFA sebagai momentum untuk menjadikan sepak bola sebagai cabang olahraga yang patut dibanggakan. Jangan terus berdebat karena ada kepentingan tertentu," ucap Mahmudiana.
Dengan normalnya sepak bola nasional, Mahmudiana berharap PSSI segera melakukan pembenahan dari semua aspek, mulai teknis, penyelenggaraan, regulasi, pembinaan, dan lain-lain.
"PSSI harus tegas dalam menerapkan sanksi terhadap para pelaku pengaturan skor. Berikan sanksi seumur hidup kepada pihak yang terbukti melakukan pengaturan skor kalau perlu dibawa ke pengadilan. Verifikasi juga jangan tebang pilih, klub yang tidak lolos jangan dipaksakan masuk ke dalam kompetisi resmi. Tidak masalah kalau sebuah kompetisi diikuti sedikit klub tetapi lebih berkualitas. Daripada diikuti banyak klub tetapi tidak berkualitas untuk apa. Federasi memang harus tegas jika ingin membuat sepak bola kita maju agar bisa lebih berprestasi," jelas Mahmudiana.