News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2016

Puasa di Perancis, Anyang Ayam Rasa ''Parisian''

Penulis: Deny Budiman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENU INDONESIA- Para mahasiswa Indonesia di Prancis menggelar makan malam menyambut Ramadan di kediaman Irma Sagala di asrama Residance Francis de Croisset di pinggiran kota Paris

Laporan Langsung Wartawan Tribun Deny Budiman dari Perancis

BUKAN Piala Eropa ternyata yang menjadi pembicaraan hangat para warga negara Indonesia (WNI) di Prancis. Alih-alih yang menjadi topik panas mereka adalah datangnya bulan Ramadan.

Topik tentang persiapan menyambut kehadiran bulan suci ini pula yang mengemuka saat sejumlah mahasiswa asal Indonesia berkumpul di apartemen Irma Sagala di asrama Residance Francis de Croisset di pinggiran kota Paris pada Minggu (5/6) malam lalu.

Irma yang saat ini kuliah di jurusan kajian politik di Ehess University ini sengaja menggelar acara makan malam menyambut datangnya Ramadan –yang nota bene akan jadi pengalaman pertamanya berpuasa di Prancis.

Hadir di acara tersebut rekan-rekannya yang juga sedang menimba ilmu baik di jenjang S2 maupun S3 hasil dari beasiswa pemerintah, maupun pihak donatur luar . Mereka adalah Deni Indriani, mahasiswa S3 jurusan Pariwisata di Ehess University, Sigit yang juga sedang mengambil S3 jurusan Antropologi Linguistik di Ehess University, Yusro, mahasiswa S3 jurusan Hubungan Internasional dari Sorbonne University, Nila yang mengambil S2 jurusan Statisik di UPMC Sorbonne, serta Alfian, mahasiswa S2 jurusan Informatika dari Universitas Dauphine.

Masakan ala Irma ini terbilang istimewa. “Ini menu yang sangat mewah, dan wah. Cocok benar untuk menyambut Ramadan. Soalnya, saat Ramadan besok kita justru nggak akan makan dengan menu seperti ini, “ ujar Yusro mengomentari sajian makanan dari tuan rumah.

Dan memang, menu masakan tersebut terasa sangat spesial karena sangat berbau Indonesia–hal yang sulit didapat di Paris. Kalau pun ingin mendapatkan menu asli Indonesia di kota mode ini, maka siap-siap saja merogoh kocek dalam-dalam karena harganya terbilang mahal. Sebagai contoh, di koperasi karyawan KBRI di Paris, segala makanan seperti nasi rames, nasi bakar, soto dll itu dihargai 6,5 euro seporsinya, atau sekitar Rp 99 ribu.

Masakan Irma istimewa bukan hanya karena didapat dengan gratisan, tapi juga lantaran rasanya yang memang lezat dan sangat “Indonesia”. Untuk makan malam tersebut ia menyajikan menu anyang ayam yang merupakan masakan khas Sumatra Utara, sayur tumis, pastel, dan kerupuk. Bonusnya adalah menu favorit untuk buka puasa yakni es campur!

“Anyang ayam ini masakan khas batak. Cari deh di Paris pasti kalian nggak akan dapat. Saya bawa beberapa bumbu khusus dari Indonesia demi untuk masakan ini,” ujar Irma yang merupakan alumnus dari Universitas Andalas jurusan Ilmu Politik ini.

Ia mengaku tak kesulitan mencari bahan masakan di Paris. “Hampir semua bahan masakan yang umum ada di sini. Asal kita tahu tempatnya saja. Kalau di Paris ini memang terbilang cukup lengkap untuk mendapatkan bahan masakan Indonesia. Bisa dicari di toko Cina, India, Filipina, atau timur tengah. Tapi kalau di luar kota Paris memang agak sulit juga mendapatkannya,” tutur perempuan berjilbab ini.

Es campur menjadi menu yang paling diincar di acara makan malam tersebut. Menu aneka buah plus es yang juga populer di Indonesia ini menghadirkan variasi kejutan untuk mereka yang tinggal di Paris yakni nutrigel, dan biji selasih.

“Ini dapat darimana nutrigel dan biji selasihnya?. Saya sudah mencari ke mana-mana nggak dapat juga,” seru Deni. Selidik punya selidik, ternyata Irma membawanya langsung dari Indonesia saat ia pulang pada bulan lalu. “Ini fresh from Indonesia,” ujarnya sembari tertawa lebar.

Selain membahas menu makanan, perbincangan di antara para mahasiswa pilihan dari Indonesia ini juga menyangkut tentang waktu pelaksanaan puasa. Sejauh ini, kepastian tentang dimulainya puasa pada Senin (6/6) waktu sana memang baru bersumber dari mulut ke mulut, atau lewat media sosial. Sejauh ini mereka belum mendapatkan kabar akurat dari pihak Grand Mosque Paris, yang jadi tempat rujukan umat muslim di Prancis.

Tak seperti di Indonesia, kabar tentang dimulainya puasa di Prancs ini memang sangat minim, atau bisa dibilang tak ada di media besar. Kendati jumlah kaum muslimin di sana dilaporkan terus meningkat hingga kini mencapai sekitar tujuh juta jiwa, yang merupakan jumlah terbesar di Eropa, namun tetap saja informasi Ramadan ini belum mendapat tempat di media di kota mode ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini