News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala Eropa 2016

Puasa di Prancis Saat Musim Dingin Terasa Lebih Nikmat

Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Muslim Perancis menggelar aksi damai di Paris, Jumat (16/9/2014), untuk mengecam kekejaman yang dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deny Budiman, Langsung dari Prancis

TRIBUNNEWS.COM, PRANCIS - Durasi puasa di Eropa tergantung kepada musim. Saat musim panas seperti saat ini, durasinya bisa mencapai 19 sampai 20 jam. Sedang saat musim dingin, puasanya hanya berlangsung dalam kisaran 10 sampai 11 jam.

Di musim panas, seperti yang dialami sendiri wartawan Tribun sekarang, waktu subuh dimulai pukul 03.36 saat langit masih terlihat gelap. Sekitar satu jam kemudian, langit pun mulai terlihat terang yang menjadi tanda-tanda terbitnya matahari. Nah, tak seperti di Indonesia, sang surya ini terus bertahan memancarkan sinarnya selama hampir 19 jam sampai di kisaran pukul 22.00.

Jika di Indonesia mulai pukul 18.00 WIB matahari sudah mulai tenggelam, dan langit berubah gelap, di sini pada jam yang sama situasinya memang masih sangat terang. Pukul 18.00 itu baru menjadi petanda datangnya waktu untuk salat Ashar.

Situasi berbeda terjadi pada musim dingin, dimana matahari seperti malas muncul, dan ingin cepat tenggelam lagi. Pengalaman menarik pernah dialami mahasiswa asal Indonesia, Yusro. Pria yang sedang mengejar gelar Doktor Hubungan Internasional dari Universitas Sorbonne ini mengalami puasa pada musim dingin di tahun pertamanya kuliah di sana empat tahun lalu.

Ia tiba di Paris tepat semalam sebelum hari pertama Ramadan. Karena kecapean, ia baru terbangun pukul 07.00 dan merasa telah ketinggalan waktu sahur, dan solat Subuh.

“Waktu itu saya sangat menyesal. Saya pikir saya tak bisa ikut sahur, dan ketinggalan solat Subuh pula. Tapi ketika saya lihat ke luar jendela, kok ya langit masih gelap. Masih seperti malam. Lalu saya pun teringat, waktu subuh itu ternyata dimulai pukul 08.00. Jadi saya masih punya banyak waktu untuk melaksanakan sahur,” ujar alumnus dari Universitas Andalas ini.

Menurutnya, puasa saat musim dingin itu memang sangat enak karena durasinya yang sangat pendek. “Tak terasa. Kita sahur sekitar pukul delapan, lalu sekitar pukul lima atau pukul enam kita pun sudah berbuka. Bagi mereka yang bekerja, atau kuliah seperti saya ya rasanya seperti tak berpuasa saja,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini