TRIBUNNEWS.COM, HUNGARIA - Sejarah mencatat negara Eropa Timur ini pernah dua kali menjadi runner-up Piala Dunia, pada 1938 dan 1954. Di Piala Eropa, prestasi terbaik mereka adalah posisi ketiga pada edisi 1964 di Spanyol.
Olimpiade adalah kenangan terbesar mereka. Di ajang ini, The Magical Magyars merebut medali emas dalam tiga perhelatan, yakni pada 1952, 1964, dan 1968. Tak ayal, Hungaria adalah kekuatan sepak bola dunia pasca-Perang Dunia II.
Meski Hungaria sudah tidak lagi menjadi pesaing besar dalam turnamen sepak bola utama, dunia masih mengingat masa kejayaan mereka. Penyerang terbaik mereka, Ferenc Puskas, diabadikan sebagai nama penghargaan untuk gol terbaik dalam Gala FIFA Ballon D’Or, dengan nama Puskas Award.
Dengan penampilan internasional terakhir mereka di Piala Dunia 1986 dan 1972 di Piala Eropa, sebagian besar suporter Hungaria sudah tidak lagi mengharapkan apa-apa terhadap tim nasional mereka. Perasaan itu semakin terasa ketika mereka takluk 8-1 dari Belanda pada kualifikasi Piala Dunia 2014.
Pada 20 Juli 2015, Hungaria merekrut mantan pemain Borussia Dortmund di era 1980-an, Bernd Storck, untuk menggantikan Pal Dardai yang lebih memilih melatih di Bundesliga.
Empat bulan kemudian, Storck membuktikan kepercayaan itu dengan membawa Hungaria memenangi laga play-off terakhir di Budapest versus Norwegia.
Kemenangan 2-1 di Budapest membuat Hungaria unggul agregat 3-1 atas Norwegia. Storck mengungkapkan kegembiraannya dengan mengatakan bahwa kemenangan itu akan membuat Hungaria memberikannya kewarganegaraan sehingga dia bisa memasuki negara itu dengan bebas sebagai warga Jerman.
“Ini adalah sukses besar bagi sepak bola dan negara (Hungaria). Kini saya adalah warga Hungaria. Kami harus tetap membumi dan kini kami akan merayakannya,” cetus Storck. (pen)