TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan terjadi setelah pertandingan Inggris melawan Rusia yang berakhir imbang 1-1. Setelah pertandingan, pelatih Rusia, Leonid Slutsky menyatakan dia hanya tertarik berbicara tentang permainan sepak bola di lapangan.
Pelatih berusia 45 itu menolak membahas masalah suporter yang memicu kerusuhan.
Pertandingan Inggris lawan Rusia ini ternodai oleh ulah suporter brutal di Stade Velodrome.
Slutsky menolak untuk mengutuk para fans Rusia yang menyerang pendukung Inggris pada akhir laga yang berakhir imbang itu.
Ratusan penggemar Rusia merangsek dan menerobos penjagaan keamanan. Mereka menyerang penonton Inggris di salah satu sudut stadion Stade Velodrome.
pendukung Inggris yang tak berdaya berhamburan, mereka melarikan diri dengan melompati penghalang tinggi.
Slutsky mengaku tidak menyadari apa yang saat itu terjadi di tribun penonton tak lama setelah Vasili Berezutski mencetak gol yang membuat skor imbang di ini.
"Saya tidak benar-benar memiliki kecepatan sehingga bisa tahu apa yang terjadi. Kami hanya mempersiapkan pada permainan, tetapi dalam setiap kasus keributan, jelas bukan hal terbaik untuk sepak bola," katanya.
Ditanya tentang masalah keributan pendukung ini, ia menegaskan, "Saya tidak bisa berkomentar."
Rusia pernah mendapat enam poin penalti dan pernah terkena sanksi selama kampanye kualifikasi Piala Eropa 2016 setelah insiden pertandingan melawan Republik Ceko di Euro 2012.
UEFA akan mempelajari laporan kekerasan yang terjadi di Marseille sebelum memutuskan tindakan atau sanksi lebih lanjut, tetapi Slutsky menolak kalau timnya mendapatkan sanksi.
"Masalah apa yang kita miliki dalam kampanye kualifikasi masalah apa di sana? "Saya tidak ingat situasi itu, saya pikir Anda salah," katanya.
Slutsky lebih tertarik membahas performa permainan timnya di lapangan daripada keributan penonton.
"Saya berterima kasih kepada pemain karena mereka berusaha sangat keras di pertandingan. Mereka berjuang mati-matian. Dan, meskipun dalam tekanan mereka bisa mencetak skor yang membuat imbang, itu kondisi yang sulit di pertandingan seperti ini. Inggris memang mendominasi tapi kami bisa meredam penyerang-penyerang berbahaya mereka," katanya.