Laporan Wartawan Tribun Deny Budiman dari Prancis
TRIBUNNEWS.COM - Pendukung Polandia yang satu ini sungguh nekat, dan bernyali tinggi. Satu jam jelang duel Polandia vs Irlandia utara, area fan zone di Camp de Mars, Paris (12/6) malam, seperti menghijau oleh banyaknya pendukung Irlandia Utara yang menari-nari, dan menyanyikan aneka yel.
Tak mau kalah, Tomek, nama pendukung nekat Polandia ini bernyanyi-nyanyi sendirian di belakang kerumunan para pendukung Irlandia Utara. Teman-teman senegaranya sepertinya belum pada datang. Hal itu tak menyurutkan semangatnya. Sendirian ia terus bernyanyi separuh berteriak. Suaranya lantang menggema hingga menarik perhatian banyak orang.
Pakaiannya mencolok. Memakai jersey Polandia, serta membawa bendera besar negarannya yang berwarna putih merah yang diselubungkan di punggung menutupi seluruh tubuhnya. Lebih jauh lagi, dengan nekat pula ia memprovokasi ke arah para pendukung lawannya. Melambai-lambaikan bendera Polandia, dan terus mengacungkan jari tengah, serta jempol yang ditunjukkan ke bawah.
Pria berkepala gundul dengan postur tinggi besar ini kemudian membuka jerseynya. Memamerkan tato yang menghiasi sekujur tubuh. Perawakannya berotot, dengan tangan sebesar paha orang dewasa, namun perutnya sangat buncit.
Di bagian punggungnya tertulis tulisan besar "TS Wisla 1906". Ya, Tomek adalah fan garis keras salah satu klub Polandia, TS Wisla Krakow 1906. Anggota Ultras fan ini terbilang radikal, dan ditakuti. Empat tahu lalu, delapan suporter garis keras Wisla dipenjara setelah membunuh pimpinan fan tim Cracovia, yang jadi salah satu rival berat mereka.
Tomek kemudian menantang para pendukung tim berjuluk The Norn Iron tersebut. Kedua tangannya direntangkan lebar-lebar, dan ia berteriak-teriak dalam bahasa Polandia. Orang-orang memperhatikan tingkahnya sambil tersenyum kecut. Tak lama, ia berteriak lagi dalam bahasa Inggris, " Come on, i,m alone," ujarnya dengan gaya menantang.
Untungnya, sebagian besar pendukung Irlandia Utara sedang sibuk dengan pesta mereka: bernyanyi-nyanyi dan berjingkrakan dalam sebuah lingkaran besar dipimpian seorang dirigen yang berdiri tengah. Tantangan Tomek itu pun tenggelam dalam keriuhan pesta mereka.
Keberanian Tomek ini justru membuatnya jadi obyek orang-orang untuk difoto bareng. Ia jadi selebritas dadakan. Banyak orang-orang, termasuk dari fan Irlandia Utara yang justru ingin berfoto bareng dengannya. Dengan wajah dingin, Tomek menyanggupi permintaan tersebut. Tapi ia terus berujar, "Polandia is the best."
Dari mulutnya tercium bau bir yang sangat keras. Gerakannya juga sempoyongan. Terlihat ia sedang mabuk berat. Tak berapa lama, teman-temannya berdatangan. Ia sepertinya sangat populer di kalangannya. Dari jauh, mereka sudah berteriak, "Tomek! Tomek!," ke arahnya. Mereka kemudian saling berpelukan dengan hangat.
Militansi kedua pendukung tim ini kemudian diuji dengan turunnya hujan lebat saat pertandingan baru berjalan 10 menit. Pukul 18.20 waktu setempat (jam 23.20 WIB) hujan lebat mengguyur area terbuka fan zone.
Sejumlah penonton berlarian ke pinggir mencari tempat berteduh di sela-sela pohon, atau di bawah sisi atap-atap bangunan. Cuaca yang dingin, 16 derajat celcius, membuat mereka dengan cepat menggigil kedinginan.
Namun lebih banyak lagi fan yang tetap bertahan berdiri di tengah lapangan diguyur hujan lebat. Mereka dengan setia bernyanyi-nyanyi, dan menari-nari menatap layar raksasa yang menayangkan langsung duel dari stadion Allianz Riviera, Nice tersebut.
Tomek termasuk salah satu fan yang bertahan di tengah kurungan hujan. Ia pun tetap bertelanjang dada, dan terus mengibarkan bendera Polandia. Laga itu sendiri dimenangkan oleh Polandia 1-0 lewat gol penyerang berbakat Ajax, Arek Milik.
Kendati kedua suporter sempat saling meledek, namun tak terjadi keributan berarti. Dalam kondisi basah kuyup, mereka pun kemudian pulang meninggal area fan zone sembari tetap bernyanyi-nyanyi penuh semangat.
Tensi lebih tinggi terjadi sebelumnya dalam duel Turki kontra Kroasia, dimana jumlah pendukung kedua tim sama banyaknya. Masing-masing mencapai sekitar tujuh-sepuluh ribu orang yang membanjiri Stadion Parc de Princes, yang jadi lokasi pertandingan, dan juga area fan zone Champ de Mars, tempatnya nonton bareng gratis.
Helikopter terus berputar-putar di udara memantau situasi. Belasan mobil van besar yang diisi personel keamanan juga hilir mudik mengantisipasi keadaan terburuk. Untungnya, tak terjadi gesekan yang berarti antar-suporter dalam laga yang dimenangkan Kroasia 1-0 lewat tendangan geledek Luca Modric tersebut.